Kamis, 12 April 2012

PENGEMBANGAN MEDIA DIKLAT INTERAKTIFPROGRAM APLIKASI VBA EXCEL UNTUKSIMULASI SUPERVISI KTSPDALAM DIKLAT IHT SUPERVISOR KTSPLPMP JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN MEDIA DIKLAT INTERAKTIF


PROGRAM APLIKASI VBA EXCEL UNTUK


SIMULASI SUPERVISI KTSP


DALAM DIKLAT IHT SUPERVISOR KTSP


LPMP JAWA TENGAH


Drs. Sri Wasono Widodo,M.Pd.


Widyaiswara LPMP Jawa Tengah


ABSTRAK


Widodo, Sri Wasono. 2012.
"
Pengembangan Media Diklat Interaktifprogram Aplikasi VBA Excel Untuk Simulasi Supervisi KTSP Dalam Diklat IHT Supervisor KTSP LPMP Jawa Tengah".
Laporan Penelitian Pengembangan, diajukan dalam rangka kegiatan pengembangan profesi Widyaiswara.


Artikel ini mendeskripsikan hasil penelitian pengembangan.
Latar belakang penelitian adalah perlunya meningkatkan keefektivan kegiatan simulasi supervisi dalam Diklat IHT Supervisi KTSP. Untuk itu diperlukan suatu program aplikasi yang dapat menigkatkan keefektivan kegiatan tersebut. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi
supervisi. Tujuan penelitian ini agar program aplikasi yang dihasilkan berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi maupun pelaksanaan supervisi KTSP. Spesifikasi program aplikasi yang dirancang berbasis Visual Basic Application Microsoft Excel dengan memanfaatkan berbagai menu function dan form, yang memiliki kompatibilitas di Excel 2003 atau generasi setelahnya. Produk yang dihasilkan diuji coba secara terbatas dengan responden seorang pakar supervisi KTSP, 4 orang fasilitator diklat dan 6 orang yang pernah mengikuti kegiatan Diklat IHT Supervisi KTSP. Instrumen yang digunakan adalah angket yang telah divalidasi. Setelah direvisi, media diklat interaktif program aplikasi VBA Excel simulasi didiseminasikan dalam diklat supervisi KTSP dan diunggah ke web sehingga dapat diunduh secara online.


Kata Kunci : media diklat interaktif, VBA Excel, simulasi Supervisi KTSP.




  1. PENDAHULUAN



  • Latar Belakang


Dasawarsa terakhir ini dunia pendidikan berubah secara dramatis. Pada era standarisasi semua bidang ini, pemangku kepentingan pendidikan dituntut memiliki tingkat akuntabilitas lebih tinggi dibanding sebelumnya. Hampir semua pemerintahan di dunia ini menyusun berbagai standar di bidang pendidikan. Fokus utamanya adalah standarisasi performans siswa, standarisasi ujian untuk mengukur performance dan perencanaan strategis memperbaiki performance tersebut (Aseltine, 2006: 1).

Standar Nasional Pendidikan (SNP) adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia (PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 1). (1)    Lingkup Standar Nasional Pendidikan meliputi: standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan (PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 2).

Salah satu tugas Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) adalah melaksanakan supervisi keterlaksanaan pencapaian standar tersebut di satuan pendidikan. Salah satu objek supervisi adalah keterlaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam melaksanakan kegiatan tersebut, kesiapan supervisor menjadi penting. Untuk itu dilaksanakan kegian pembekalan berupa pendidikan dan pelatihan (diklat) untuk calon supervisor KTSP. Salah satu mata diklat dalam kegiatan ini adalah simulasi pelaksanan supervisi. Widyaiswara sebagai fasilitator diklat tersebut memerlukan media diklat sehingga kegiatan simulasi menjadi lebih realistis, efektif dan menyenangkan.



Media diklat yang interaktif berbasis teknologi informasi dan komunikasi bisa meningkatkan keefektivan pembelajaran. Pemanfaatan media dengan memperhatikan prinsip-prinsip andragogis
dan teori pembelajaran orang dewasa menjadi komponen vital dalam suatu kegiatan diklat (Wang: 2010).


Kegiatan pengembangan media diklat melalui suatu kegiatan penelitian prngembangan (research and development/RD)
yang hasilnya dituangkan dalam suatu tulisan, dapat dikategorikan sebagai kegiatan karya tulis ilmiah (KTI).
Kegiatan ini menjadi salah satu indikator kompetensi profesional seorang widyaiswara.
Kemampuan menulis ini dapat mendukung tugas utama widyaiswara yaitu mendidik, mengajar, dan melatih dalam kegiatan diklat. Pengembangan media juga berfungsi untuk meningkatkan keefektivan proses pembelajaran dalam diklat (lampiran Peraturan Kepala LAN No,9 Tahun 2008).


Dalam kegiatan simulasi supervisi KTSP, peserta diklat harus berlatih memahami cara mengumpulkan data dan menganalisis hasilnya secara akurat sehingga ketika supervisi yang sesungguhnya berlangsung kegiatan bisa berjalan efisien dan efektif. Peneliti memandang perlu untuk merancang bangun program aplikasi yang bisa mendukung baik kegiatan simulasinya maupun kegiatan supervisinya.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, Peneliti mengadakan penelitian dengan judul
"
Pengembangan Media Diklat Interaktifprogram Aplikasi VBA Excel Untuk Simulasi Supervisi KTSP Dalam Diklat IHT Supervisor KTSP LPMP Jawa Tengah".


  • Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

  1. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator mengajar dan melatih supervisi KTSP.

  2. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang dapat membantu peserta diklat dalam melakukan simulasi supervisi KTSP.


  3. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang dapat digunakan pengguna untuk melaksanakan supervisi KTSP secara efisien dan efektif.



  • Tujuan Penelitian Pengembangan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

  1. Menghasilkan program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator mengajar dan melatih supervisi KTSP.

  2. Menghasilkan program aplikasi yang dapat membantu peserta diklat dalam melakukan simulasi supervisi KTSP.


  3. Menghasilkan program aplikasi yang dapat digunakan pengguna untuk melaksanakan supervisi KTSP secara efisien dan efektif.






  • Manfaat Penelitian Pengembangan

    Manfaat dari penelitian ini adalah:



  1. Bagi fasilitator diklat. program aplikasi yangdihasilkan berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantunya dalam mengajar dan melatih supervisi KTSP.

  2. Bagi peserta diklat, program aplikasi yang dihasilkan dapat membantunya dalam melakukan simulasi supervisi KTSP.


  3. Bagi pengguna, program aplikasi yang dihasilkan dapat digunakan untuk melaksanakan supervisi KTSP secara efisien dan efektif.





  • Definisi Operasional


Dalam suatu penelitian pengembangan program aplikasi digunakan beberapa istilah yang spesifik. Untuk mempermudah pemahaman pembaca karya tulis ini, berikut dideskripsikan beberapa istilah yang banyak digunakan. Beberapa istilah tersebut beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Diklat IHT adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan in-house training yaitu pesertanya berasal dari internal LPMP Jawa Tengah.

  2. Simulasi supervisi KTSP adalah kegiatan dalam diklat IHT yang mensimulasikan pengumpulan data dan analisis data dalam supervisi KTSP.

  3. Multimedia diklat interaktif adalah alat bantu pembelajaran dalam suatu kegiatan diklat yang memiliki karakteristik peserta diklat dapat memberikan kontrol terhadap alat tersebut sehingga ia dapat mereview materi sesuai kepentingan individualnya dalam berinteraksi dengan materi diklat.

  4. Multimedia interaktif tipe hypertex ttool adalah linking dari data, kata atau frasa ke data, kata atau frasa lain dalam satu atau lain dokumen yang direkayasa untuk interaktivitas dari suatu multimedia dalam kegiatan diklat.

  5. Pemrograman VBA Excel adalah bahasa pemrograman Visual Basic Application pada Excel Microfoft Office 2007dengan platform operating system Windows XP atau generasi sesudahnya.

  6. Kinerja media diklat yang efektif adalah suatu kondisi di mana hasil uji coba terbatas di lapangan menunjukkan media tersebut mampu membantu peserta diklat mensimulasikan pengumpulan data dan analisis data supervisi KTSP.



  • Asumsi dan Keterbatasan



  1. Asumsi


Asumsi dalam penelitian ini adalah:

  1. Responden memberikan informasi secara jujur dan benar, terhadap media diklat yang digunakan dalam simulasi melalui angket respon peserta diklat.


  2. Peneliti menuliskan hasil pengamatan terhadap penggunaan media diklat interaktif pada kegiatan simulasi secara akurat, objektif dan jujur ke dalam lembar pengamatan. Dengan demikian hasil pengamatan tersebut tidak direkayasa oleh peneliti agar hasil yang diperoleh akuntabel.



  • Keterbatasan


Keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

  1. Desain program aplikasi media diklat dalam penelitian ini terbatas hanya berbasis hypertext tools.

  2. Program aplikasi hanya dipergunakan untuk simulasi supervisi KTSP saja.


  3. Program aplikasi hanya terbatas menganalisis data, bukan interpretasinya.

  4. KAJIAN TEORI




  1. Simulasi Supervisi KTSP dalam Diklat IHT

    Aseltine (2006: 12) mengungkapkan pentingnya rekonseptualisasi supervisi dan evaluasi. Ada perubahan paradigma dalam kegiatan supervisi. Perubahan paradigma pertama adalah fokusnya, yaitu dari fokus pada kegiatan mengajar guru menjadi lebih fokus ke kegiatan belajar siswa. Dewasa ini hampir semua pemangku kepentingan dunia pendidikan lebih menekankan pentingnya pencapaian standar isi sebagai tolok ukur atau indikator utama keberhasilan belajar siswa. Perubahan paradigma kedua adalah, akuntabilitas keberhasilan pendidik dewasa ini terletak pada keberhasilan siswa dalam belajar. Para pakar pendidikan berpendapat bahwa keberhasilan siswa dalam belajar sangat bergantung pada akuntabilitas guru dalam hal bagaimana ia mengajar. Perubahan paradigmna ketiga adalah, literatur pendidikan dan inisiasi pengembangan profesional dewasa ini lebih menekankan pada pengambilan kebijakan berbasis data, terutama data performans dari siswa.





  2. Media Diklat Interaktif

    Menurut Schunk (2012: 345) , penggunaan media yang efektif dalam suatu kegiatan pembelajaran, termasuk dalam kegiatan diklat dapat memberikan motivasi belajar. Motivasi belajar yang efektif akan meningkatan hasil belajar. Pembelajaran dengan materi yang menuntut pemahaman praktikal, membutuhkan media pembelajaran yang baik


    Multimedia Interaktif merupakan istilah yang seringkali digunakan di dalam teknologi pendidikan terutama pada era revolusi teknologi informasi dewasa ini. Dalam peristilahan yang digunakan secara luas, istilah tersebut memiliki arti yang amat beragam pada spektrum media massa baik bahan cetak, audio, video, maupun teknologi yang dikembangkan berbasis paket piranti keras dan piranti lunak komputer yang diproduksi secara massal serta memungkinkan penggunaan secara individual untuk belajar. Istilah multimedia bisa digunakan pada berbagai level belajar berupa perangkat pendidikan yang memungkinkan keanekaragaman presentasi materi pelatihan.


    Multimedia merupakan kombinasi fungsional dari piranti keras dan piranti lunak komputer yang dalam pengembangnya memungkinkan pengintegrasian video, animasi, audio dan grafis untuk dikembangkan menjadi alat presentasi pada desktop komputer (Fenrich dalam Reddi, 2003: 4). Multimedia juga bisa dimanai sebagai alat presentasi yang memiliki karakteristik kombinasi fungsional dari teks, gambar, suara, animasi, dan video, yang beberapa diantaranya atau seluruhnya diorganisasikan menjadi suatu program yang koheren (Phillips dalam Reddi, 2003: 4). Dari dua pendapat tersebut, dapat dicari kesamaannya bahwa multimedia merupakan kombinasi fungsional yang diprogramkan secara teliti dari beberapa elemen yang meliputi teks, grafis, suara, animasi, dan video.


    Dari terminologi multimedia kemudian dielaborasi menjadi Multimedia Interaktif. Komponen interaktivitas suatu multimedia menggambarkan bahwa end user multimedia tersebut ataupun audien dapat melakukan kontrol 'apa', 'kapan' dan 'bagaimana' dari elemen tersebut muncul dan dipresentasikan. Dari deskripsi di atas multimedia interaktif dapat didefinisikan sebagai kombinasi sinergis dan simbiotis dari berbagai elemen media (audio, video, grafis, teks, animasi, dsb,) ke dalam suatu kesatuan program sehingga memberikan manfaat yang lebih optimal kepada end user dibandingkan bila elemen-elemen tersebut berfungsi secara mandiri.




  3. Multimedia Interaktif Tipe Hypertext

    Multimedia Interaktif merupakan kombinasi dari berbagai fungsi. Berdasarkan jenis elemen-elemen yang dikombinasikan, Multimedia Interaktif dapat diklasifikasi ke dalam beberapa tipe. Reddi (2003: 13) mengelompokkan desain multimedia menjadi lima kategori: Painting and drawing tools, 3-D Modeling and animation tools, Image editing tools, Sound editing tools, dan Animation Video Digital Movie tools.
    Sedangkan Fahy (2003: 5) mengemukakan ada lima spesifikasi multimeia interaktif berdasarkan karakteristik fungsionalnya yaitu: sound, graphics and color, animation, video, hypermedia, dan hypertext.


    Berdasarkan klasifikasi di atas, maka desain multimedia yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tipe hypertext. Tipologi ini merupakan linking dari value, kata, atau frasa ke value, kata atau frasa lain pada dokumen yang sama ataupun pada dokumen berbeda (Fahy, 2003: 5). Pada hakekatnya hypertext ini sulit dipisahkan dari desain aplikasi multimedia interaktif yang lain. Szabo (dalam Fahy,2003:6) menekankan bahwa seharusnya hypertext lebih banyak digunakan untuk lebih memperluas akses terhadap informasi yang dibutuhkan, bukan untuk kepentingan aktualita diklat, namun sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan akan materi pelatihan dalam konteks akselerasi pencapaian tujuan diklat (khususnya bagi peserta diklat yang belum memiliki prasyarat pengetahuan materi tersebut atau yang kapabilitasnya kurang).


    Fahy (2003: 7) mengestimasikan hypermedia dan hypertext memang memiliki prospek cerah untuk digunakan sebagai multimedia interaktif dalam kegiatan pelatihan. Didukung oleh perkembangan yang pesat dari piranti keras, piranti lunak, maupun teknologi interface manusia-komputer, secara teknis pada saat ini sangat memungkinkan pemanfaatan hiperrmedia dan hypertext untuk pelatihan secara online. Kedua tipe multimedia interaktif ini memiliki keunggulan untuk pelatihan antara lain (Marchionini dalam Fahy, 2003: 8):





  • Sejumlah besar informasi dari berbagai macam media dapat disimpan dalam bentuk yang kompak dan mudah untuk diakses.

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan kontrol dari peserta diklat secara leluasa (end users dapat secara leluasa memilih kapan, apa, dan bagaimana link yang diperlukan).

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan fasilitator dan peserta diklat memiliki banyak ragam cara interaksi yang baru, memberikan reward kepada peserta diklat yang mampu mengasah keterampilan belajarnya secara mandiri, dan meningkatkan kreativitas fasilitator diklat dalam hal bagaimana cara ia berinteraksi dengan peserta diklat.




  1. Visual Basic Application Excel

    VBA merupakan kependekan dari Visual Basic for Applications. Aplikasi Visual Basic di dalam Excel 2007 menjadi salah satu bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft. Excel adalah salah satu elemen dari Microsoft Office 2007. VBA merupakan alat yang bisa Kita pergunakan untuk mengembangkan program yang mengontrol Excel. Kita harus membedakan VBA dengan VB yang merupakan kependekan dari Visual Basic. VB merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan Kita membuat program executable (File exe) mandiri. Jadi, VBA berbeda dengan VB (Walkenbach, 2003: 6).






  1. Aplikasi Multimedia Interaktif dalam Simulasi Supervisi KTSP

    Karena merupakan bahasa pemrograman yang riil dan live, VBA mempergunakan banyak elemen bahasa pemrograman yang sering dipergunakan. Di antara beberapa elemen bahasa pemrograman tersebut adalah: comments, variables, constants, data types, dan arrays (Walkenbach, 2004: 89).


    Dalam pemrograman VBA Excel 2007 beberapa tipe data digunakan. Tipe data merupakan istilah yang biasa dipergunakan untuk menyebutkan bagaimana cara dari suatu program menyimpan data dalam memori — sebagai misal, integers, real numbers, atau data strings. Meskipun VBA dapat menangani detail tipe data tersebut secara otomatis, namun ada konsekuensi yang harus diperhitungkan. Namun konsekuensinya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaatnya. Misalkan Kita tidak mempergunakan VBA untuk menangani entri data menyebabkan eksekusi menjadi lambat dan penggunaan memori yang tidak efisien. Untuk aplikasi yang sederhana, hal seperti ini tidak menjadi masalah yang serius. Namun untuk aplikasi yang lebih besar dan lebih kompleks akan menyebabkan kerja program menjadi lambat atau membutuhkan konservasi setiap memori yang tersisa, Pada saat itulah Kita membutuhkan pengenalan yang lebih mendalam tentang tipe data (DeMarco, 2007: 30).


    VBA memang secara otomatis menangani semua data secara detail, yang membuat Kita menjadi nyaman dalam melakukan pemrograman. Tidak semua bahasa pemrograman memberikan kenyamanan seperti ini. Misalnya, ada bahasa pemrograman yang semata-mata hanya mengetik saja, sehingga seorang pemrogram harus secara eksplisit mendefinisikan secara operasional tipe data untuk setiap variabel yang digunakan (Walkenbach, 2007: 97).


    Dengan VBA Excel memungkinkan kita menggunakan menu yang disebut UserForm. Excel 2007 memungkinkan Kita bisa menciptakan screen data entri yang mudah digunakan oleh end users. Program seperti ini dapat juga berfungsi sebagai wahana display untuk summary data ataupun data itu sendiri dari berbagai sumber data. Program ini juga menyediakan untuk Kita tools yang Kita butuhkan untuk menciptakan "wizard" aplikasi atau form data entri sederhana (DeMarco, 2008: 30).


    Bahasa pemrograman VBA dalam Excel menurut John Green (2007: 30) terdiri dari beberapa elemen yang berlaku secara umum untuk semua versi VB dan aplikasi Microsoft Office. Contoh-contoh berikut merupakan bahasa yang memanfaatkan model objek Excel, namun tujuannya adalah menguji struktur umum dari bahasa pemrograman. Beberapa dari struktur dan konsep tersebut dikenal oleh bahasa pemrograman yang lain, meskipun sintaks dan kata kuncinya bisa sangat bervariasi. Elemen tersebut adalah sebagai berikut:





  • Penyimpanan informasi dalam variabel dan array.

  • Pembuatan keputusan dalam kode

  • Penggunaan loops.

  • Penanganan basic error.


Penggunaan VBA dalam Excel memiliki beberapa keunggulan (Walkenbach, 2007: 15), antara lain:

  • Excel selalu selalu mengeksekusi suatu task dengan cara yang selalu sama persis.

  • Dengan VBA, Excel melakukan task jauh lebih cepat daripada dilakukan secara manual.



  • Dengan macro, Excel selalu memiliki performans tanpa kesalahan.

  • Semua task yang diprogramkan dapat dilakukan Excel meskipun user masih awam tentang excel.

  • Dengan VBA banyak hal yang bisa Kita lakukan, yang tidak akan bisa Kita lakukan dalam Excel tanpa VBA.

  • Untuk tugas-tugas Excel yang membutuhkan waktu lama dan membosankan, VBA bisa mengurangi durasi waktu dan kebosanan tersebut.


Di samping beberapa keuntungan di atas, VBA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  • Kita harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana cara menulis program VBA (meskipun tidak terlalu sulit).

  • Orang lain yang menggunakan program VBA yang telah kita buat, harus sudah memiliki program Excel dalam komputernya. Memang lebih nyaman bagi Kita jika tinggal menekan satu tombol yang dapat mentransformasikan aplikasi Excel VBA kita ke dalam suatu program mandiri, namun hal seperti ini tidak mungkin Kita lakukan (dan mungkin tidak akan pernah bisa Kita lakukan).

  • Kadang-kadang program tidak bisa berfungsi. Dengan kata lain, Kita tidak bisa begitu saja dengan mudah berasumsi bahwa program VBA Kita akan berfungsi dengan sempurna dalam semua kondisi. Di sini peran debugging menjadi sangat esensial.

  • VBA merupakan sasaran bergerak. Sebagaimana Kita maklumi bersama, Microsoft senantiasa meng-upgrade Excel. Boleh jadi program Excel VBA yang kita buat tidak bisa beroperasi dengan baik di versi Excel generasi berikutnya.



  1. Pengembangan Model Desain Instruksional dengan Menggunakan Multimedia Interaktif


Model pengembangan multimedia interaktif untuk kegiatan diklat di dalam penelitian ini mengadopsi dari Parhar (2003: 32). Dengan membandingkan berbagai model desain berdasarkan berbagai teori belajar, Parhar mendeskripsikan beberapa komponen yang sama dari langkah-langkah pengembangan desain instruksional dengan memanfaatkan multimedia interaktif, yaitu:

  1. Perumusan tujuan pembelajaran mata diklat yang dapat dirinci sebagai berikut:



  1. Identifikasi dan analisis tujuan pembelajaran dari mata diklat.

  2. Perencanaan dan solusi desain untuk pencapaian tujuan tersebut.

  3. Implementasi dari solusi tersebut.


  4. Analisis isi multimedia interaktif yang dikembangkan.


    1. Pemilihan jenis multimedia yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran.



  5. Pembuatan multimedia interaktif.


  6. Evaluasi keefektivan multimedia yang dikembangkan.

    Model desain instruksional untuk kegiatan diklat dengan memanfaatkan teknologi bisa didefinisikan sebagai representasi visual dari suatu proses desain instruksional, berupa elemen-elemen utama atau frasa dari proses dan hal-hal yang terkait. Pendekatan sistemnya meliputi perumusan sasaran dan tujuan, analisis sumber, merencanakan kegiatan, dan evaluasi berkelanjutan dan modifikasi dari program. Pendekatan sistem seperti ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an dan 1960-an dan berakar di militer dan koorporasi, namun mulai mendominasi dunia pendidikan teknologi dan pembangunan pendidikan sejak tahun 1970-an. (Chen, 2011:81 ).

    1. Kriteria Kelayakan Multimedia Interaktif Tipe Kombinasi Hypermedia dan Hypertext


    Ada paling sedikit sebelas faktor kualitas yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan suatu piranti lunak (Edward Hasted, 2005: 121), yaitu:

    1. Valid, suatu program aplikasi disebut valid apabila program tersebut dapat berfungsi sesuai dengan tujuan program tersebut dibuat.

    2. Reliabel, yaitu program aplikasi tersebut harus mampu beroperasi dengan akurat.

    3. Efisien, suatu program aplikasi harus mampu bekerja di dalam jaringan dan sistem secara memadai dan tanpa hambatan.

    4. Memiliki integritas, artinya program aplikasi yang dibuat harus memiliki ketahanan tinggi terhadap virus dan hacking.

    5. Keterpakaian, program aplikasi yang baik haruslah bersahabat dan mudah digunakan oleh para user.

    6. Maintainabilitas, ketika program aplikasi mengalami kerusakan harus bisa diperbaiki secepatnya.

    7. Fleksibilitas, program aplikasi yang baik harus memiliki fleksibilitas di berbagai platform, misal bisa digunakan di berbagai operating system.

    8. Testabilitas, suatu program aplikasi yang baik haruslah bisa diuji kinerja dan kelayakannya.

    9. Portabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus bisa beroperasi di operating system generasi yang baru.

    10. Reusabilitas,yaitu suatu kondisi yang ideal di mana modularitas kode dan scratch dari suatu program aplikasi dapat diimpor oleh suatu proyek baru.

    11. Interoperabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus harus bisa bekerja berbarengan dengan program aplikasi lain.


    .

    1. PERANCANGAN SISTEM





  • Jenis Penelitian


Jenis penelitian di dalam tulisan ini adalah penelitian pengembangan. Dalam hal ini, Peneliti mengembangkan media diklat interaktif tipe kombinasi hypermedia dan hypertext dengan merekayasa VBA Ecel. Media diklat interaktif ini dipergunakan untuk kegiatan diklat IHT Supervisi KTSP 2012.


  • Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di LPMP Jawa Tengah dalam kurun waktu mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian dari pertengahan bulan Desember 2011. Penyusunan artikel penelitian dilaksanakan bulan April 2012.

    • Prosedur Pengembangan





  1. Survei dan Studi Literatur


Studi literatur dilakukan dengan melakukan kajian dari buku, buku elektronik, jurnal, dan browsing internet. Subjek kajian meliputi metodologi penelitian pengembangan, statistik, supervisi, multimedia interaktif, kegiatan diklat, teknologi piranti keras komputer, dan VBA Excel. Studi dielaborasikan melalui wawancara dengan pakar penilaian pendidikan, pakar informasi teknologi, dan pakar metodologi penelitian.

  1. Analisis dan Perancangan Sistem


Sebagaiman dideskripsikan pada bab sebelumnya, multimedia interaktif yang efektif dapat memfasilitasi peserta diklat mensimulasikan kegiatan yang akan dilakukan di lapangan nanti. Dengan bantuan VBA dan lembar kerja akan membantu para peserta diklat menginput data hasil supervisi KTSP, kemudian program otomatis akan menganalisis data dan menyajikan hasil analisi data serta memvisualisasikan hasilnya dalam bentuk grafik. Otomatisasi semua pekerjaan tersebut akan membuat peserta diklat bisa menyelesaikan tugasnya secara lebih cepat, akurat, akuntabel, efisien dan efektif

  • Desain Sistem


Berikut ini adalah diagram desain sistem multimedia interaktif yang akan dikembangkan:



Gambar 01. Blok Diagram Aplikasi Multimedia Interaktif Simulasi Supervisi KTSP


Gambar 01 menunjukkan blok diagram alur aplikasi pengolahan data untuk simulasi supervisi KTSP secara umum. Input data meliputi identitas yaitu nama sekolah dan nama kepala sekolah, data dokumen I KTSP, data pelaksanaan KTSP, data kemampuan guru dalam menyusun silabus serta data kemampuan guru dalam menyusun RPP. Proses pengolahan data menggunakan VBA Excel. Output data meliputi profil dokumen I KTSP, profil pelaksanaan KTSP, profil kemampuan guru dalam menyusun silabus dan profil kemampuan guru dalam menyusun RPP disertai dengan visualisasi grafik masing-masing profil serta grafik profil KTSP secara keseluruhan.


  1. System Flow Utama



    Gambar 02. System
    Flow Utama


    Pada gambar System flow utama ditunjukkan penggunaan perangkat dimulai menu open file dari file master. Karena file ini menjadi master sehingga diproteksi. Untuk membukanya bisa diplih menu read only. Sebelum file master terbuka, harus dilakukan login berupa menyimpan data tersebut menjadi file baru dengan nama yang disesuaikan dengan nama end user dalam hal ini fasilitator diklat, peserta diklat ataupun supervisor. Langkah kedua adalah membuka lembar kerja pertama berupa halaman input data dengan diawali isian identitas nama sekolah dan nama kepala sekolah. Langkah ini berperan sebagai log masuk karena identitas yang dituliskan akan menjadi kata kunci untuk masuk ke dalam sistem penyimpanan data untuk sekolah yang bersangkutan. Setelah isian identitas dilakukan, bisa dilanjutkan dengan menu berikutnya dengan cara melakukan scroll ke bagian halaman di bawahnya, yaitu mulai masuk ke menu utama aplikasi.

    Input data menu aplikasi terdiri input data dokumen I KTSP, data pelaksanaan KTSP, data kemampuan guru dalam menyusun silabus serta data kemampuan guru dalam menyusun RPP. Setiap input data akan diproses secara langsung (on going process). Jadi jika kita lihat di halaman output, akan langsung muncul tampilan menu outputnya.

    Di dalam proses pengolahan data digunakan berbagai menu VBA dan function yang ada Excel. Menu menu yang digunakan sangat kompleks sehingga tidak bisa dideskripsikan dalam tulisan yang terbatas ini. Sebagian dari menu function yang digunakan adalah IF, SD, SUM, AVERAGE dan kombinasi diantara menu-menu tersebut.

    Selama input data berlangsung, pengolahan data akan berlangsung secara simultan sehingga outputnya juga muncul sekaligus. Data-data yang dihasilkan meliputi profil dokumen I KTSP, profil pelaksanaan KTSP, profil kemampuan guru dalam menyusun silabus, serta profil kemampuan guru dalam menyusun RPP.



  2. Hierarchy Input Process Output (HIPO)



    Gambar 03. HIPO


    Dalam rancang bangun media diklat ini, secara hirarkhis program aplikasi dibagi menjadi dua elemen yaitu maintenance aplikasi dan output berupa simulasinya. Elemen maintenance terdiri dari lima sub yaitu maintenance identitas sekolah/kepala sekolah, maintenance Dokumen I KTSP, maintenance pelaksanaan KTSP, maintenance kemampuan guru dalam menyusun silabus dan maintenance kemampuan guru dalam menyusun RPP.
    Elemen simulasi terdiri dari lima sub juga, yaitu simulasi identitas sekolah/kepala sekolah, simulasi Dokumen I KTSP, simulasi pelaksanaan KTSP, simulasi kemampuan guru dalam menyusun silabus dan simulasi kemampuan guru dalam menyusun RPP.. Pada sub elemen hasil penghitungan dirinci menjadi beberapa informasi yang supervisi. Informasi tersebut meliputi Penghitungan tingkat kesukaran yang diteruskan dengan kesimpulannya yaitu sukar/sedang/mudah; penghitungan daya beda yang dilanjutkan dengan kesimpulannya yaitu diterima/diperbaiki/ditolak; penghitungan korelasi point biserial yang dilanjutkan dengan kesimpulannya yaitu valid/diperbaiki/ditolak; dan penghitungan reliabilitas dengan formulasi Kuder Richadson-20 yang dilanjutkan dengan kesimpulannya yaitu reliabel/tidak reliabel. .


  3. Flowchart Aplikasi

    Flowchart aplikasi terdiri dari dua bagian, yaitu untuk admin dan untuk pengguna. Alur program dimulai dari bagian admin yaitu menu buka file master, menu login berupa pilihan read only, langsung save as menjadi file user, yang selanjutnya oleh admin akan diolah melalui maintenance user menjadi data user yang kemudian mengalir ke bagian pengguna. Aplikasi untuk pengguna dimulai dari file user,
    isian identitas nama sekolah
    dan nama kepala sekolah, data dokumen I KTSP, data pelaksanaan KTSP, data kemampuan guru dalam menyusun silabus, serta data kemampuan guru dalam menyusun RPP. Selanjutnya data diproses di bagian admin, yang berarti menganalisis data
    dokumen I KTSP, data pelaksanaan KTSP, data kemampuan guru dalam menyusun silabus, serta data kemampuan guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Setelah diproses, maka keluar output berupa profil dokumen I KTSP, profil pelaksanaan KTSP, profil kemampuan guru dalam menyusun silabus, serta kemampuan guru dalam menysun RPP.



    Gambar 04. Flowchart Aplikasi





  4. Data Flow Diagram

    Dalam rancang bangun suatu program aplikasi harus dibuat suatu model untuk menggambarkan pembagian dari sistem ke dalam model yang lebih kecil. Model seperti ini disebut Data Flow Diagram (DFD) yang kemudian dirinci ke dalam level-level tertentu untuk menjelaskan rinciannya.


    1. Context Diagram




    Gambar 05. Context Diagram Media Diklat Simulasi Supervisi KTSP


    Gambar di atas disebut Context Diagram, yaitu diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Context Diagram akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem.

    1. DFD Level 0


    Karena keterbatasan ruang untuk tulisan ini, maka hanya DFD Level 0 saja yang bisa digambarkan. DFD level 0 merupakan rincian dari Context Diagram. Jadi di sini ada empat bagian utama, yaitu bagian admin, bagian maintenance, bagian simulasi, dan bagian user. DFD level 0 ini dapat digambarkan sebagai berikut.



    Gambar 06. DFD Level 0





  • Evaluasi




  1. Subjek Uji Coba

    Uji coba merupakan kegiatan yang tidak bisa dipisahkan dari suatu penelitian pengembangan. Proses pengujian produk tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam suatu kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil. Bisa juga sampai ke uji lapangan dengan skala yang lebih luas. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dari data yang dibutuhkan melalui uji coba itu, dan bergantung pada skala penggunaan barang yang dihasilkan (UM, 2003; Borg, 1983).


  2. Uji Coba Ahli Isi

    Uji coba ahli dilakukan oleh pakar supervisi pendidikan. Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap substansi materi supervisi KTSP. Instrumen uji coba ini berupa angket yang erpisah dengan uji coba perorangan.


  3. Uji Coba Perorangan

    Subjek uji coba perorangan terdiri dari 10 orang calon pengguna, yaitu 4 orang fasilitator mata diklat dan 6 orang yang pernah menjadi peserta Diklat IHT Supervisor KTSP LPMP Jawa Tengah. Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi keefektifan program aplikasi yang dirancang bangun baik sebagai media diklat maupun sebagai program aplikasi supervisi KTSP yang bisa digunakan di sekolah.


  4. Instrumen Pengujian

    Evaluasi uji coba dalam penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen angket dengan menggunakan Skala Likert dengan 4 pilihan. Angket terlebih dahulu divalidasi menggunakan instrumen telaah soal yang sudah distandarisasi oleh Depdiknas (Direktorat Pembinaan SMA, 2007) setelah terlebih dahulu dimodifikasi. Telaah validitas meliputi validitas muka, validitas konstruk, dan validitas isi. Telaah instrumen dimintakan pertimbangan pakar penelitian.

    .


  5. Teknik Analisis Hasil Pengujian

    Proses analisis data yang didapat ditujukan untuk mengetahui respon pengguna akhir terhadap program aplikasi yang telah dirancang bangun. Hasil angket akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis item summated scales dari Skala Likert (Kothari,2004:83 ).

    Dalam analisis item summated scales, skor akhir diperoleh dengan cara menjumlahkan angka untuk setiap jawaban dari hasil angket. Dari jumlah itu, dapat dibedakan taraf atau intensitas sikap peserta diklat terhadap aplikasi yang digunakannya. Adapun analisis tersebut untuk setiap butir pertanyaan menggunakan rumus:




    Dari skor setiap butir pertanyaan, kemudian dikonversi ke dalam kategori sebagai berikut (Suharsimi, 2010: 192; Kothari, 2004: 85 ):

    76% – 100% = sangat baik/menarik/sesuai/efektif

    51% – 75% = baik/menarik/sesuai/efektif

    26% – 50% = kurang baik/menarik/sesuai/efektif

    0% – 25% = tidak baik/menarik/sesuai/efektif

    1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI




  6. Implementasi


    1. Perangkat Lunak

    2. OS Windows 7 Ultimate 32 bit

    3. Visual Basic Application Excel MS Office 2007

    4. Perangkat Keras

    5. Netbook

    6. Prosessor: Intel Atom CPU N450 @ 1,66 GHz

    7. Memory: 1024 MB RAM

    8. Display: Intel Media Graphic Accelerator 3150 memori 250 MB

    9. Monitor: Generic PnP Monitor 32 bit

    10. Instalasi


    Untuk instalasi program aplikasi ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

    1. Copy program aplikasi ke hardisk

    2. Buka file masternya, maka akan muncul permintaan konfirmasi password. Pilih menu read only.


    3. Setelah program aplikasi terbuka, save as dan beri nama dengan nama user yaitu nama sekolah dan nama kepala sekolah yang akan menjadi subjek supervisi KTSP. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam instalasi.




    1. Implementasi Input dan Output


      1. Form Utama Aplikasi




    Form utama aplikasi adalah lembar kerja yang berisi judul program aplikasi, isian data nama sekolah dan nama kepala sekolah, dan sel-sel input data. Komponen proses input data dokumen I KTSP, data pelaksanaan KTSP, data kemampuan guru dalam menyusun silabus, serta data kemampuan guru dalam menyusun RPP.. Setelah selesai menginput data, pengguna bisa mencari menu output yang diinginkan sebagaimana akan dideskripsikan pada bagian berikutnya.



    Gambar 07. Lembar Input Data Identitas


    Jika kita scroll ke bagian bawah halaman ini, berturut-turut disajikan menu input data sebagaimana dikemukakan di atas. Berikut disajikan salah satu input data yaitu dokumen I KTSP.


    Gambar 08. Lembar Input Data Dokumen I KTSP




    1. Output Profil KTSP


    Lembar output ini menjadi menu utama hasil program aplikasi ini. Pada halaman ini disajikan profil dokumen I KTSP, profil pelaksanaan KTSP, profil kemampuan guru dalam menyusun silabus dan profil kemampuan guru dalam menyusun RPP disertai dengan visualisasi grafik masing-masing profil serta grafik profil KTSP secara keseluruhan.


    Gambar 09. Lembar Output Visualisasi Hasil Supervisi KTSP


    Agar mempermudah dalam navigasinya, output empat profil dijadikan satu tabel dan pada halaman yang sama disajikan visualisasi berupa diagram batang dari empat profil tersebut


  7. Hasil Evaluasi


    1. Hasil Uji Coba Ahli Supervisi Pendidikan


    Uji coba ahli dilaksanakan dengan subjek seorang pakar supervisi pendidikan.

    Tabel 01. Uji Coba Ahli Isi



    Dari uji coba ahli diperoleh gambaran bahwa semua komponen program aplikasi termasuk kategori sangat baik sehingga tidak perlu perbaikan. Sedangkan dari pertanyaan terbuka diperoleh masukan untuk memperbaiki visualisasi hasil akhir sehingga penampilan grafiknya diperbaiki.


    1. Hasil Uji Coba Perorangan


    Uji coba perorangan dilaksanakan dengan subjek 4 orang fasilitator dan 6 peserta diklat. .


Tabel 02. Uji Coba Perorangan







































































































NO

PERTANYAAN



4



3



2



1



SS*


(%)


1.Bagaimana program aplikasi bekerja di komputer Anda?


8




1




1


0

92,5


2.Bagaimana kinerja rumus-rumus yang ada dalam program aplikasi?


7




2




1


0

92,5


3.Apakah master program aplikasi tetap terproteksi sehingga setiap kali ada pengguna baru master tersebut tetap berfungsi?


7




2




1


0

92,5


4.Bagaimana program aplikasi beroperasi di semua komputer yang ada di sekitar Anda?


9




1


00

97,5


5.Bagaimana fungsi program aplikasi dalam semua penghitungan analisis data-data supervisi KTSP?


10




0




0


0

100


6.Bagaiman kemudahan program aplikasi untuk dicopy datanya ke program lain serta menyalin data dari program lain ke program aplikasi?


10




0




0


0

100


7.Bagaimana program aplikasi membantu pemahaman Anda terhadap supervisi KTSP?


7




2




1


0

92,5


8.Bagaimana program lain bekerja ketika Anda mengoperasikan program aplikasi?


6




3




1


0

90


9.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih cepat?


10




0




0


0

100


10.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih akurat?


10




0




0


0

100




SS*= Summated Scale


Berdasarkan tabel hasil uji coba perorangan menunjukkan bahwa semua komponen program sudah berfungsi dengan sangat baik, yaitu memperoleh skor di atas 75%. Dari instrumen terbuka diperoleh saran untuk disertakan manual penggunaan sehingga peneliti menambahkan manualnya secara terpisah.


  1. Diseminasi Program


Setelah program aplikasi berfungsi dengan baik sesuai tujuan pengembangan-nya, maka perlu didiseminasikan kepada semua pemangku kepentingan yang membutuhkan. Diseminasi dilakukan kepada para peserta ketika diklat IHT Supervisi KTSP berlangsung dan diunggah di web sehingga bisa diunduh semua orang yang membutuhkan. Hasil berupa laporan penelitian diuanggah di www.lpmpjateng.co.id sedangkan program aplikasinya diunggah ke www.ziddu.com.

Adapun alamat webnya sebagai berikut:

http://www.ziddu.com/download/19133567/MASTERSOFTWARESUPKTSP20110905.rar.html

  1. PENUTUP



  1. Simpulan


Uji coba media diklat interaktif program aplikasi simulasi supervisi KTSP yang telah dirancang bangun dalam penelitian pengembangan ini, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator diklat dalam mensimulasikan supervisi KTSP.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu calon supervisor sebagai peserta diklat memahami proses supervisi KTSP.

  3. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat digunakan pengguna untuk melaksanakan supervisi KTSP secara lebih efisien dan efektif.



  1. Saran


Dari hasil penelitian pengembangan media diklat interaktif program aplikasi simulasi supervisi KTSP ini disarankan untuk penelitian lanjutan sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat dikembangkan lagi menjadi program aplikasi supervisi KTSP yang terintegrasi dengan SIM sekolah.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat dikembangkan lagi menjadi program aplikasi supervisi KTSP yang terintegrasi dengan SIM Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.



DAFTAR PUSTAKA


Aseltine, James M. 2006. Supervisison for Learning: A Performance-Based Approach to Teacher Development and School Improvement. Alexandria Virginia: Association for Supervision and Curriculum Development.


Borg, Walter H. Dan Meredith Damien Gal. 1983. Educational Research: An Itntroduction. New York: Longman Inc.


Chen, Irene.2011. Instructional Design Methodologies. Dalam Kristin Klinger. Instructional Design:Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Hershey, New York: Information Science Reference. .


DeMarco, John. 2008. Pro Excel 2007 VBA: Learn to build high-performance applications in Excel 2007 using VBA. Berkeley:Apress.


Fahy, Patrick J. 2003. Planning for Multimedia Learning. Dalam Sanjaya Mishra dan Ramesh C. Sharma. Interactive Multimedia in Education and Training (hal. 1-24). London: Idea Group Publishing.


Green, John, dkk. 2007. Excel 2007 VBA: Programmer's Reference. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Gyurky, Szabolcs Michael de. 2006. Work Out Change: Systemic Innovation in Vocational Education and Training. OECD: Centre for Educational Research and Innovation.


Harvey, Greg. 2010. Excel 2010 All in One for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Hasted, Edward.2005. Software That Sells: A Practical Guide to Developing and Marketing Your Software Project.Indianapolis:Wiley Publishing Inc.


Hill, Peter.L. 2011. Practical Software Project Estimation: A Toolkit for Estimating Software Development Effort & Duration. New York: Mc. Graw Hill.


Jelen, Bill and Dwayne K. Dowell. 2007. Excel forAuditors. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2005. Learn Excel from Mr, Excel. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2008. 377 Excel Mysteries Solved. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2009. Excel Gurus Gone Wild. Uniontown: Holy Macro! Books.


Kothari,C.R. 2004. Research Methodology:Methods and Techniques. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publishers.


Michael Spector. 2008. Handbook of Research on Educational Communications and Technology (Third Edition). New York: Lawrence Erlbaum Associates.


Parhar, Madhu. 2003. Instructional Design for Multimedia. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 27-38). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 9 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara. (Online: http://www.ditbin-widyaiswara.or.id/pedoman.html. Direktorat Pembinaan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara. Diakses tanggal 02022012).


Peraturan Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (CD ROM Materi Diklat KTSP SMA 2008 Direktorat Pembinaan SMA: KTSP SMA 2008).


Reddi, Usha V.2003. Educational Media: A Handbook for Teacher-Developers. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 3-13). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories, An Educational Perspective. Boston: Pearson Education Inc.


Suharsimi Arikunto.2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta:Aditya Media.


Taylor, Edward W. 2008. Transformative Learning Theory. Dalam Merriam, Sharan B (Eds). Third Update on Adult Learning Theory (hal. 5-13). San Francisco: Wiley Periodicals.


Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.


Verschuuren, Gerard,M.2006. From VBA to PSTO: Is Excel's New Engine for You?. United States: Holy Macro! Books.


Walkenbach, John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Walkenbach, John. 2010. Excel 2010 Power Programming with VBA. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach, John. 2010. Microsoft Excel 2010 Formulas. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach,John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Wang, Victor C.X. 2010. Effective Teaching with Technology in Adult Education. Dalam Wang, Victor C.X. Integrating Adult Learning and Technologies for Effective Educaton: Strategic Approach (hal. 48-61). Hershey New York: Information Science Reference.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar