Selasa, 01 Mei 2012

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA DIKLAT INTERAKTIFUNTUK SIMULASI PENILAIAN KINERJA GURUDALAM DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURULPMP JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA DIKLAT INTERAKTIF


UNTUK SIMULASI PENILAIAN KINERJA GURU


DALAM DIKLAT PENINGKATAN KOMPETENSI GURU


LPMP JAWA TENGAH


Drs. Sri Wasono Widodo,M.Pd.


Widyaiswara LPMP Jawa Tengah


ABSTRAK


Widodo, Sri Wasono. 2012. "
Pengembangan Multimedia Diklat Interaktif untuk Simulasi Penilaian Kinerja Guru Dalam Diklat Peningkatan Kompetensi Guru LPMP Jawa Tengah". Laporan Penelitian Pengembangan, diajukan dalam rangka kegiatan pengembangan profesi Widyaiswara.


Latar belakang masalah dari penelitian pengembangan ini adalah banyaknya peserta diklat yang mengalami kesulitan dalam melakukan simulasi penilaian kinerja guru. Untuk itu diperlukan suatu program aplikasi sebagai media. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi penilaian kinerja guru. Tujuan penelitian ini agar program aplikasi yang dihasilkan berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi penilaian kinerja guru. Produk yang dihasilkan diuji coba secara terbatas. Instrumen yang digunakan adalah angket yang telah divalidasi. Berdasarkan hasil uji coba perorangan dan kelompok kecil, program aplikasi yang dihasilkan termasuk kategori sangat baik, dengan sedikit perbaikan. Setelah direvisi, multimedia interaktif didesiminasikan ke web sehingga dapat diunduh secara online.


Kata Kunci : program aplikasi, multimedia interaktif, simulasi, diklat.

  1. PENDAHULUAN



  • Latar Belakang


Guru adalah pendidik profesional yang mempunyai tugas, fungsi, dan peran penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Agar fungsi dan tugas yang melekat pada jabatan fungsional guru dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan Penilaian Kinerja Guru (PKG) yang menjamin terjadinya proses pembelajaran yang berkualitas di semua jenjang pendidikan.

Asesor PKG adalah kepala sekolah atau guru senior. Mengingat di kebanyakan sekolah rasio jumlah asesor dan jumlah guru kurang berimbang, pelaksanaan PKG akan mengalami hambatan. Di samping itu, dalam proses pelaksanaannya PKG membutuhkan kecermatan baik dalam memberikan skor maupun pengolahannya menjadi nilai akhir.

Aplikasi teknologi informasi dan komunikasi hampir tidak bisa dipisahkan dari setiap aspek kehidupan Kita. Demikian juga di dalam suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat). Prinsip-prinsip Andragogis harus Kita perhatikan dengan seksama dan implementasi Adult Learning Theory dengan kombinasi pemanfaatan teknologi harus Kita optimalkan (Wang: 2010).

Widyaiswara memiliki tugas utama mendidik, mengajar, dan melatih dalam kegiatan diklat. Untuk mendukung tugasnya tersebut seorang widyaiswara dituntut untuk mampu menyusun suatu karya tulis ilmiah (KTI). Karya tulis yang berupa hasil penelitian, tinjauan ataupun gagasan ini menjadi indikator penguasaan kompetensi profesional seorang Widyaiswara. KTI Widyaiswara juga berfungsi sebagai media atau sarana komunikasi dalam menuangkan gagasan dan pengetahuannya dalam rangka mengembangkan bahan ajar. Hal ini untuk menjamin dan meningkatkan keefektivan proses pembelajaran dalam diklat (lampiran Peraturan Kepala LAN No,9 Tahun 2008).



Mengingat tugas kepala sekolah maupun guru senior bukan hanya mengajar dan melakukan penilaian kinerja saja, maka diperlukan suatu program aplikasi untuk meningkatkan keefektifan dan efisiensi dalam pelaksanaan penilaian kinerja guru. Efisiensi ini baik dari segi waktu maupun dari segi tenaga yang dibutuhkan.
Keefektifan di sini dimasudkan untuk mengurangi kesalahan dalam penjumlahan skor, penghitungan rata-ratanya maupun konversi ke nilai kinerja. Program aplikasi yang dimasud juga dapat membantu fasilitator diklat dalam mendemonstrasikan pelaksanaan penilaian kinerja guru selama kegiatan diklat berlangsung. Berdasarkan latar belakang itulah Peneliti mengajukan proposal penelitian dengan judul
"
Pengembangan Multimedia Diklat Interaktif untuk Simulasi Penilaian Kinerja Guru Dalam Diklat Peningkatan Kompetensi Guru LPMP Jawa Tengah".


  • Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

  1. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator mendemonstrasikan penilaian kinerja guru.

  2. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat dan dapat membantu peserta mensimulasikan penilaian kinerja guru.


  3. Bagaimana merancang bangun program aplikasi yang dapat digunakan oleh end user untuk melaksanakan penilaian kinerja guru secara lebih efisien dan efektif.



  • Tujuan Penelitian Pengembangan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian adalah:

  1. Menghasilkan program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat sehingga dapat membantu fasilitator mendemonstrasikan penilaian kinerja guru.

  2. Menghasilkan program aplikasi
    yang berfungsi sebagai media diklat dan dapat membantu peserta mensimulasikan penilaian kinerja guru.


  3. Menghasilkan program aplikasi yang dapat digunakan oleh end user untuk melaksanakan penilaian kinerja guru secara lebih efisien dan efektif.




  • Manfaat Penelitian Pengembangan

    Manfaat dari penelitian ini adalah:



  1. Bagi fasilitator diklat, tersedianya program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat sehingga dapat membantunya mendemonstrasikan penilaian kinerja guru.

  2. Bagi peserta diklat, tersedianya program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat dan dapat membantunya mensimulasikan penilaian kinerja guru.


  3. Bagi pengguna, tersedianya program aplikasi yang dapat digunakan oleh end user untuk melaksanakan penilaian kinerja guru secara lebih efisien dan efektif.





  • Definisi Operasional


Dalam suatu penelitian pengembangan program aplikasi digunakan beberapa istilah yang spesifik. Untuk mempermudah pemahaman pembaca karya tulis ini, berikut dideskripsikan beberapa istilah yang banyak digunakan. Beberapa istilah tersebut beserta penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Diklat peningkatan kompetensi guru adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan di LPMP Jawa Tengah yang di dalamnya terdapat mata diklat penilaian kinerja guru.

  2. Simulasi penilaian kinerja guru adalah salah satu mata diklat yang kegiatannya mensimulasikan cara melaksanakan penilaian kinerja guru.

  3. Multimedia diklat interaktif adalah alat bantu pembelajaran dalam suatu kegiatan diklat yang memiliki karakteristik peserta diklat dapat memberikan kontrol terhadap alat tersebut sehingga ia dapat mereview materi sesuai kepentingan individualnya dalam berinteraksi dengan materi diklat.

  4. Multimedia interaktif tipe hypertex ttool adalah linking dari data, kata atau frasa ke data, kata atau frasa lain dalam satu atau lain dokumen yang direkayasa untuk interaktivitas dari suatu multimedia dalam kegiatan diklat.

  5. Pemrograman VBA Excel adalah bahasa pemrograman Visual Basic Application pada Excel Microfoft Office dengan platform operating system Windows XP atau generasi sesudahnya.

  6. Kinerja media diklat yang efektif adalah suatu kondisi di mana hasil uji coba terbatas di lapangan menunjukkan media tersebut mampu membantu peserta diklat mensimulasikan penilaian kinerja guru



  • Asumsi dan Keterbatasan



  1. Asumsi


Asumsi dalam penelitian ini adalah:

  1. Responden memberikan informasi secara jujur dan benar, terhadap media diklat yang digunakan dalam simulasi melalui angket respon peserta diklat.


  2. Peneliti menuliskan hasil pengamatan terhadap penggunaan media diklat interaktif pada kegiatan simulasi secara akurat, objektif dan jujur ke dalam lembar pengamatan. Dengan demikian hasil pengamatan tersebut tidak direkayasa oleh peneliti agar hasil yang diperoleh akuntabel.

  3. Keterbatasan


Dalam setiap penelitian pengembangan harus ada pembatasan sehingga memungkinkan pengembangan yang lebih lanjut lagi. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

  1. Desain program aplikasi media diklat dalam penelitian ini terbatas hanya berbasis hypertext tools.


  2. Program aplikasi hanya dipergunaan untuk penilaian kinerja guru saja, bukan untuk penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan.

  3. KAJIAN TEORI




  1. Simulasi Penilaian Kinerja Guru

    Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, PK GURU adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan, penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Penguasaan kompetensi dan penerapan pengetahuan serta keterampilan guru, sangat menentukan tercapainya kualitas proses pembelajaran atau pembimbingan peserta didik, dan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan bagi sekolah/madrasah, khususnya bagi guru dengan tugas tambahan tersebut. Sistem PK GURU adalah sistem penilaian yang dirancang untuk mengidentifikasi kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya melalui pengukuran penguasaan kompetensi yang ditunjukkan dalam unjuk kerjanya.


    Secara umum, PK GURU Secara umum, PK GURU memiliki 2 fungsi utama sebagai berikut:




    1. Untuk menilai kemampuan guru dalam menerapkan semua kompetensi dan keterampilan yang diperlukan pada proses pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Dengan demikian, profil kinerja guru sebagai gambaran kekuatan dan kelemahan guru akan teridentifikasi dan dimaknai sebagai analisis kebutuhan atau audit keterampilan untuk setiap guru, yang dapat dipergunakan sebagai basis untuk merencanakan PKB.

    2. Untuk menghitung angka kredit yang diperoleh guru atas kinerja pembelajaran, pembimbingan, atau pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi


    sekolah/madrasah yang dilakukannya pada tahun tersebut. Kegiatan penilaian


    kinerja dilakukan setiap tahun sebagai bagian dari proses pengembangan karir dan promosi guru untuk kenaikan pangkat dan jabatan fungsionalnya.


    Hasil PK GURU diharapkan dapat bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu dan kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan dalam menciptakan insan yang cerdas, komprehensif, dan berdaya saing tinggi. PK GURU merupakan acuan bagi sekolah/madrasah untuk menetapkan pengembangan karir dan promosi guru. Bagi guru, PK GURU merupakan pedoman untuk mengetahui unsur‐unsur kinerja yang dinilai dan merupakan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya. PK GURU dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah. Khusus untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan, kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah kompetensi pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan. Sementara itu, untuk tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah, penilaian kinerjanya dilakukan berdasarkan kompetensi tertentu sesuai dengan tugas tambahan yang dibebankan tersebut (misalnya; sebagai kepala sekolah/madrasah, wakil kepala sekolah/madrasah, pengelola perpustakaan, dan sebagainya sesuai dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009).





  2. Media Diklat Interaktif

    Dalam teori belajar, penggunaan media yang efektif dalam suatu kegiatan pembelajaran, termasuk dalam kegiatan diklat dapat memberikan motivasi belajar (Schunk, 2012: 345). Motivasi belajar yang efektif akan meningkatan hasil belajar. Pembelajaran dengan materi yang menuntut pemahaman praktikal, membutuhkan media pembelajaran yang baik


    Pada era revolusi teknologi informasi dewasa ini, Multimedia Interaktif merupakan istilah yang seringkali digunakan di dalam teknologi pendidikan. Dalam peristilahan yang digunakan secara luas, istilah tersebut memiliki arti yang amat beragam pada spektrum media massa baik bahan cetak, audio, video, maupun teknologi yang dikembangkan berbasis paket piranti keras dan piranti lunak komputer yang diproduksi secara massal serta memungkinkan penggunaan secara individual untuk belajar. Istilah multimedia bisa digunakan pada berbagai level belajar berupa perangkat pendidikan yang memungkinkan keanekaragaman presentasi materi pelatihan.


    Multimedia merupakan kombinasi fungsional dari piranti keras dan piranti lunak komputer yang dalam pengembangnya memungkinkan pengintegrasian video, animasi, audio dan grafis untuk dikembangkan menjadi alat presentasi pada desktop komputer (Fenrich dalam Reddi, 2003: 4). Multimedia juga bisa dimanai sebagai alat presentasi yang memiliki karakteristik kombinasi fungsional dari teks, gambar, suara, animasi, dan video, yang beberapa diantaranya atau seluruhnya diorganisasikan menjadi suatu program yang koheren (Phillips dalam Reddi, 2003: 4). Dari dua pendapat tersebut, dapat dicari kesamaannya bahwa multimedia merupakan kombinasi fungsional yang diprogramkan secara teliti dari beberapa elemen yang meliputi teks, grafis, suara, animasi, dan video.


    Dari terminologi multimedia kemudian dielaborasi menjadi Multimedia Interaktif. Komponen interaktivitas suatu multimedia menggambarkan bahwa end user multimedia tersebut ataupun audien dapat melakukan kontrol 'apa', 'kapan' dan 'bagaimana' dari elemen tersebut muncul dan dipresentasikan. Dari deskripsi di atas multimedia interaktif dapat didefinisikan sebagai kombinasi sinergis dan simbiotis dari berbagai elemen media (audio, video, grafis, teks, animasi, dsb,) ke dalam suatu kesatuan program sehingga memberikan manfaat yang lebih optimal kepada end user dibandingkan bila elemen-elemen tersebut berfungsi secara mandiri.






  1. Multimedia Interaktif Tipe Hypertext

    Multimedia Interaktif merupakan kombinasi dari berbagai fungsi. Berdasarkan jenis elemen-elemen yang dikombinasikan, Multimedia Interaktif dapat diklasifikasi ke dalam beberapa tipe. Reddi (2003: 13) mengelompokkan desain multimedia menjadi lima kategori: Painting and drawing tools, 3-D Modeling and animation tools, Image editing tools, Sound editing tools, dan Animation Video Digital Movie tools.
    Sedangkan Fahy (2003: 5) mengemukakan ada lima spesifikasi multimeia interaktif berdasarkan karakteristik fungsionalnya yaitu: sound, graphics and color, animation, video, hypermedia, dan hypertext.


    Berdasarkan klasifikasi di atas, maka desain multimedia yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tipe hypertext. Tipologi ini merupakan linking dari value, kata, atau frasa ke value, kata atau frasa lain pada dokumen yang sama ataupun pada dokumen berbeda (Fahy, 2003: 5). Pada hakekatnya hypertext ini sulit dipisahkan dari desain aplikasi multimedia interaktif yang lain. Szabo (dalam Fahy,2003:6) menekankan bahwa seharusnya hypertext lebih banyak digunakan untuk lebih memperluas akses terhadap informasi yang dibutuhkan, bukan untuk kepentingan aktualita diklat, namun sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan akan materi pelatihan dalam konteks akselerasi pencapaian tujuan diklat (khususnya bagi peserta diklat yang belum memiliki prasyarat pengetahuan materi tersebut atau yang kapabilitasnya kurang).


    Fahy (2003: 7) mengestimasikan hypermedia dan hypertext memang memiliki prospek cerah untuk digunakan sebagai multimedia interaktif dalam kegiatan pelatihan. Didukung oleh perkembangan yang pesat dari piranti keras, piranti lunak, maupun teknologi interface manusia-komputer, secara teknis pada saat ini sangat memungkinkan pemanfaatan hiperrmedia dan hypertext untuk pelatihan secara online. Kedua tipe multimedia interaktif ini memiliki keunggulan untuk pelatihan antara lain (Marchionini dalam Fahy, 2003: 8):





  • Sejumlah besar informasi dari berbagai macam media dapat disimpan dalam bentuk yang kompak dan mudah untuk diakses.

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan kontrol dari peserta diklat secara leluasa (end users dapat secara leluasa memilih kapan, apa, dan bagaimana link yang diperlukan).

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan fasilitator dan peserta diklat memiliki banyak ragam cara interaksi yang baru, memberikan reward kepada peserta diklat yang mampu mengasah keterampilan belajarnya secara mandiri, dan meningkatkan kreativitas fasilitator diklat dalam hal bagaimana cara ia berinteraksi dengan peserta diklat. .




  1. Visual Basic Application Excel

    VBA merupakan kependekan dari Visual Basic for Applications. Aplikasi Visual Basic di dalam Excel 2007 menjadi salah satu bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft. Excel adalah salah satu elemen dari Microsoft Office 2007. VBA merupakan alat yang bisa Kita pergunakan untuk mengembangkan program yang mengontrol Excel. Kita harus membedakan VBA dengan VB yang merupakan kependekan dari Visual Basic. VB merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan Kita membuat program executable (File exe) mandiri. Jadi, VBA berbeda dengan VB (Walkenbach, 2003: 6).




.



  1. Aplikasi Multimedia Interaktif dalam Simulasi Penilaian Kinerja Guru

    Karena merupakan bahasa pemrograman yang riil dan live, VBA mempergunakan banyak elemen bahasa pemrograman yang sering dipergunakan. Di antara beberapa elemen bahasa pemrograman tersebut adalah: comments, variables, constants, data types, dan arrays (Walkenbach, 2004: 89).


    Dalam pemrograman VBA Excel beberapa tipe data digunakan. Tipe data merupakan istilah yang biasa dipergunakan untuk menyebutkan bagaimana cara dari suatu program menyimpan data dalam memori — sebagai misal, integers, real numbers, atau data strings. Meskipun VBA dapat menangani detail tipe data tersebut secara otomatis, namun ada konsekuensi yang harus diperhitungkan. Namun konsekuensinya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaatnya. Misalkan Kita tidak mempergunakan VBA untuk menangani entri data menyebabkan eksekusi menjadi lambat dan penggunaan memori yang tidak efisien. Untuk aplikasi yang sederhana, hal seperti ini tidak menjadi masalah yang serius. Namun untuk aplikasi yang lebih besar dan lebih kompleks akan menyebabkan kerja program menjadi lambat atau membutuhkan konservasi setiap memori yang tersisa, Pada saat itulah Kita membutuhkan pengenalan yang lebih mendalam tentang tipe data (DeMarco, 2007: 30).


    VBA memang secara otomatis menangani semua data secara detail, yang membuat Kita menjadi nyaman dalam melakukan pemrograman. Tidak semua bahasa pemrograman memberikan kenyamanan seperti ini. Misalnya, ada bahasa pemrograman yang semata-mata hanya mengetik saja, sehingga seorang pemrogram harus secara eksplisit mendefinisikan secara operasional tipe data untuk setiap variabel yang digunakan (Walkenbach, 2007: 97).


    Dengan VBA Excel memungkinkan kita menggunakan menu yang disebut UserForm. Excel 2007 memungkinkan Kita bisa menciptakan screen data entri yang mudah digunakan oleh end users. Program seperti ini dapat juga berfungsi sebagai wahana display untuk summary data ataupun data itu sendiri dari berbagai sumber data. Program ini juga menyediakan untuk Kita tools yang Kita butuhkan untuk menciptakan "wizard" aplikasi atau form data entri sederhana (DeMarco, 2008: 30).


    Bahasa pemrograman VBA dalam Excel menurut John Green (2007: 30) terdiri dari beberapa elemen yang berlaku secara umum untuk semua versi VB dan aplikasi Microsoft Office. Contoh-contoh berikut merupakan bahasa yang memanfaatkan model objek Excel, namun tujuannya adalah menguji struktur umum dari bahasa pemrograman. Beberapa dari struktur dan konsep tersebut dikenal oleh bahasa pemrograman yang lain, meskipun sintaks dan kata kuncinya bisa sangat bervariasi. Elemen tersebut adalah sebagai berikut:





  • Penyimpanan informasi dalam variabel dan array.

  • Pembuatan keputusan dalam kode

  • Penggunaan loops.

  • Penanganan basic error.


Penggunaan VBA dalam Excel memiliki beberapa keunggulan (Walkenbach, 2007: 15), antara lain:

  • Excel selalu selalu mengeksekusi suatu task dengan cara yang selalu sama persis.

  • Dengan VBA, Excel melakukan task jauh lebih cepat daripada dilakukan secara manual.



  • Dengan macro, Excel selalu memiliki performans tanpa kesalahan.

  • Semua task yang diprogramkan dapat dilakukan Excel meskipun user masih awam tentang excel.

  • Dengan VBA banyak hal yang bisa Kita lakukan, yang tidak akan bisa Kita lakukan dalam Excel tanpa VBA.

  • Untuk tugas-tugas Excel yang membutuhkan waktu lama dan membosankan, VBA bisa mengurangi durasi waktu dan kebosanan tersebut.


Di samping beberapa keuntungan di atas, VBA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  • Kita harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana cara menulis program VBA (meskipun tidak terlalu sulit).

  • Orang lain yang menggunakan program VBA yang telah kita buat, harus sudah memiliki program Excel dalam komputernya. Memang lebih nyaman bagi Kita jika tinggal menekan satu tombol yang dapat mentransformasikan aplikasi Excel VBA kita ke dalam suatu program mandiri, namun hal seperti ini tidak mungkin Kita lakukan (dan mungkin tidak akan pernah bisa Kita lakukan).

  • Kadang-kadang program tidak bisa berfungsi. Dengan kata lain, Kita tidak bisa begitu saja dengan mudah berasumsi bahwa program VBA Kita akan berfungsi dengan sempurna dalam semua kondisi. Di sini peran debugging menjadi sangat esensial.

  • VBA merupakan sasaran bergerak. Sebagaimana Kita maklumi bersama, Microsoft senantiasa meng-upgrade Excel. Boleh jadi program Excel VBA yang kita buat tidak bisa beroperasi dengan baik di versi Excel generasi berikutnya.



  1. Pengembangan Model Desain Instruksional dengan Menggunakan Multimedia Interaktif


Model pengembangan multimedia interaktif untuk kegiatan diklat di dalam penelitian ini mengadopsi dari Parhar (2003: 32). Dengan membandingkan berbagai model desain berdasarkan berbagai teori belajar, Parhar mendeskripsikan beberapa komponen yang sama dari langkah-langkah pengembangan desain instruksional dengan memanfaatkan multimedia interaktif, yaitu:

  1. Perumusan tujuan pembelajaran mata diklat yang dapat dirinci sebagai berikut:



  1. Identifikasi dan analisis tujuan pembelajaran dari mata diklat.

  2. Perencanaan dan solusi desain untuk pencapaian tujuan tersebut.

  3. Implementasi dari solusi tersebut.


  4. Analisis isi multimedia interaktif yang dikembangkan.


    1. Pemilihan jenis multimedia yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran.



  5. Pembuatan multimedia interaktif.


  6. Evaluasi keefektivan multimedia yang dikembangkan.

    Model desain instruksional untuk kegiatan diklat dengan memanfaatkan teknologi bisa didefinisikan sebagai representasi visual dari suatu proses desain instruksional, berupa elemen-elemen utama atau frasa dari proses dan hal-hal yang terkait. Pendekatan sistemnya meliputi perumusan sasaran dan tujuan, analisis sumber, merencanakan kegiatan, dan evaluasi berkelanjutan dan modifikasi dari program. Pendekatan sistem seperti ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an dan 1960-an dan berakar di militer dan koorporasi, namun mulai mendominasi dunia pendidikan teknologi dan pembangunan pendidikan sejak tahun 1970-an. (Chen, 2011:81 ).

    1. Kriteria Kelayakan Multimedia Interaktif Tipe Kombinasi Hypermedia dan Hypertext


    Ada paling sedikit sebelas faktor kualitas yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan suatu piranti lunak (Edward Hasted, 2005: 121), yaitu:

    1. Valid, suatu program aplikasi disebut valid apabila program tersebut dapat berfungsi sesuai dengan tujuan program tersebut dibuat.

    2. Reliabel, yaitu program aplikasi tersebut harus mampu beroperasi dengan akurat.

    3. Efisien, suatu program aplikasi harus mampu bekerja di dalam jaringan dan sistem secara memadai dan tanpa hambatan.

    4. Memiliki integritas, artinya program aplikasi yang dibuat harus memiliki ketahanan tinggi terhadap virus dan hacking.

    5. Keterpakaian, program aplikasi yang baik haruslah bersahabat dan mudah digunakan oleh para user.

    6. Maintainabilitas, ketika program aplikasi mengalami kerusakan harus bisa diperbaiki secepatnya.

    7. Fleksibilitas, program aplikasi yang baik harus memiliki fleksibilitas di berbagai platform, misal bisa digunakan di berbagai operating system.

    8. Testabilitas, suatu program aplikasi yang baik haruslah bisa diuji kinerja dan kelayakannya.

    9. Portabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus bisa beroperasi di operating system generasi yang baru.

    10. Reusabilitas,yaitu suatu kondisi yang ideal di mana modularitas kode dan scratch dari suatu program aplikasi dapat diimpor oleh suatu proyek baru.

    11. Interoperabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus harus bisa bekerja berbarengan dengan program aplikasi lain.


    .

    1. PERANCANGAN SISTEM





  • Jenis Penelitian


Jenis penelitian di dalam tulisan ini adalah penelitian pengembangan. Dalam hal ini, Peneliti mengembangkan media diklat interaktif tipe hypertext dengan merekayasa VBA Ecel. Media diklat interaktif ini dipergunakan untuk kegiatan diklat Peningkatan Kompetensi Guru 2012.


  • Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di LPMP Jawa Tengah dalam kurun waktu mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian dari pertengahan bulan April sampai dengan awal November 2012. Penyusunan artikel penelitian dilaksanakan pertengahan bulan November 2012.

    • Prosedur Pengembangan





  1. Survei dan Studi Literatur


Survei awal dilakukan untuk melihat kebutuhan peserta diklat terhadap media pembelajaran untuk memberikan gambaran yang lebih jelas terhadap substansi materi diklat. Studi literatur dilakukan dengan melakukan kajian dari buku, buku elektronik, jurnal, dan browsing internet. Subjek kajian meliputi metodologi penelitian pengembangan, statistik, analisis butir soal pilihan ganda dengan menggunakan teori klasik, multimedia interaktif, kegiatan diklat, teknologi piranti keras komputer, dan VBA Excel. Studi dielaborasikan melalui wawancara dengan pakar penilaian pendidikan, pakar informasi teknologi, dan pakar metodologi penelitian.

  1. Analisis dan Perancangan Sistem


Sebagaiman dideskripsikan pada bab sebelumnya, multimedia interaktif yang efektif dapat memfasilitasi peserta diklat mensimulasikan kegiatan yang akan dilakukan di lapangan nanti. Dengan bantuan VBA dan lembar kerja akan membantu para peserta diklat menginput data hasil penilaian kinerja guru, mengolah data, menghitung skor menjadi nilai, mengkonversi nilai ke dalam nilai kinerja dan memberikan kategori kinerjanya. Penghitungan skor, konversi nilai kinerja dan kategorisasi kinerja dilakukan secara otomatis oleh program aplikasi. . Otomatisasi semua pekerjaan tersebut akan membuat peserta diklat maupun asesor bisa menyelesaikan tugasnya secara lebih cepat, akurat, akuntabel, efisien dan efektif


  • Desain Sistem


Gambar berikut menunjukkan blok diagram alur aplikasi pengolahan data untuk simulasi penilaian kinerja guru secara umum.
Input data meliputi identitas guru, identitas asesor, skor kompetensi pedagogik, skor kompetensi kepribadian, skor kompetensi sosial, dan skor kompetensi profesional. Proses pengolahan data menggunakan VBA Excel. Output data meliputi profil guru, profil asesor, nilai kompetensi pedagogik, nilai kompetensi kepribadian, nilai kompetensi sosial, nilai kompetensi profesional, serta nilai kinerja yang merupakan penghitungan akhir.

Diagram desain sistem multimedia interaktif yang akan dikembangkan disajikan dalam gambar 01sebagai berikut.



Gambar 01. Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kinerja Guru





  1. System Flow Utama

    Gambar System flow utama menunjukkan penggunaan perangkat dimulai menu open file dari file master. Karena file ini menjadi master sehingga diproteksi.

    Untuk membukanya bisa diplih menu read only. Sebelum file master terbuka, harus dilakukan login berupa menyimpan data tersebut menjadi file baru dengan nama yang disesuaikan dengan nama end user dalam hal ini asesor. Langkah kedua adalah membuka lembar kerja pertama berupa halaman input data dengan diawali isian identitas guru yang akan dinilai dan asesor



    Gambar 02. System
    Flow Utama


    Langkah ini berperan sebagai log masuk karena identitas yang dituliskan akan menjadi kata kunci untuk masuk ke dalam sistem penyimpanan data untuk guru yang akan dinilai. Setelah menu isisan identitas, bisa dilanjutkan ke menu berikutnya yang merupakan menu utama aplikasi. Menu ini terdiri dari empat halaman atau masing-masing kompetensi satu halaman.

    Input data berupa klik tombol option button pada skor yang sesuai. Pengolahan data bersifat simultan, artinya begitu option button diklik maka secara seketika proses penghitungan secara otomatis dilakukan oleh program. Jika kita lihat pada halaman hasil, seketika akan muncul skor sementara yang diperoleh berdasarkan input. Namun nila kategorisasinya belum bisa disimpilkan sampai input selesai.


    Proses pengolahan data dilakukan dengan berbagai menu function yang ada di VBA Excel. Menu menu yang digunakan sangat kompleks sehingga tidak bisa dideskripsikan dalam tulisan yang terbatas ini. Sebagian dari menu function yang digunakan adalah IF, SD, SUM, AVERAGE dan kombinasi diantara menu-menu tersebut.


  2. Hierarchy Input Process Output (HIPO)

    Dalam rancang bangun media diklat ini, secara hirarkhis program aplikasi dibagi menjadi dua elemen yaitu maintenance aplikasi dan output berupa simulasinya. Elemen maintenance terdiri lima sub yaitu maintenance identitas guru yang dinilai dan asesornya, serta empat kompetensi gruru.
    Elemen simulasi terdiri dari enam sub yaitu view log, sub untuk empat komponen dan sub untuk nilai akhir penilaian kinerja..



    Gambar 03. HIPO




  3. Flowchart Aplikasi

    Flowchart aplikasi terdiri dari dua bagian, yaitu untuk admin dan untuk pengguna. Alur program dimulai dari bagian admin yaitu menu buka file master, menu login berupa pilihan read only, langsung save as menjadi file user, yang selanjutnya oleh admin akan diolah melalui maintenance user menjadi data user yang kemudian mengalir ke bagian pengguna. Aplikasi untuk pengguna dimulai dari file user, isian identitas guru dan asesor, input skor masing-masing kompetensi.



    Gambar 04. Flowchart Aplikasi


    Dari input ini data di proses di bagian admin lagi, yaitu pengolahan data skor untuk masing masing kompetensi menjadi nilai dan dari nilai masing-masing kompetensi diolah menjadi nilai akhir yaitu kategorisasi dan Nilai Persentase Kinerja.




  4. Data Flow Diagram

    Dalam rancang bangun suatu program aplikasi harus dibuat suatu model untuk menggambarkan pembagian dari sistem ke dalam model yang lebih kecil. Model seperti ini disebut Data Flow Diagram (DFD) yang kemudian dirinci ke dalam level-level tertentu untuk menjelaskan rinciannya.


    1. Context Diagram


    Gambar di bawah ini disebut Context Diagram, yaitu diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Context Diagram akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem. Dari context diagram ini bari dirinci ke diagram-diagram lanjutan yang merupakan rinciannya. Diagram-diagram rincian ini disebut Data Flow Diagram (DFD) yang terdiri dari DFD Level 0, DFD Level 1, DFD Level 2 dan DFD Level 3 dan seterusnya bergantung kompleksitas desain yang akan dikembangkan.

    Context diagram berikut terdiri dari tiga bagian utama. Bagian pertama adalah domain admin, bagian kedua merupakan domain aplikasi, dan bagian ketiga merupakan domain user.



    Gambar 05.


    Context Diagram Media Diklat Simulasi Penilaian Kinerja Guru




    1. DFD Level 0


    Karena masih bersifat desain yang dalam pengembangannya masih memungkinkan beberapa perubahan, maka di dalam proposal ini hanya digambarkan DVD Level 0 saja artinya DVD yang memberikan gambaran keseluruhan. DFD level 0 merupakan rincian dari Context Diagram. Jadi di sini ada empat bagian utama, yaitu bagian admin, bagian maintenance, bagian simulasi, dan bagian user. DFD level 0 ini dapat digambarkan sebagai berikut.



    Gambar 06. DFD Level 0





  • Evaluasi




  1. Subjek Uji Coba

    Dalam suatu kegiatan penelitian pengembangan, produk yang dihasilkan harus melalui uji coba. Proses pengujian produk tersebut dimaksudkan untuk mengumpulkan data yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam suatu kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil. Bisa juga sampai ke uji lapangan dengan skala yang lebih luas. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dari data yang dibutuhkan melalui uji coba itu (UM, 2003; Borg, 1983). Mengingat skala penelitian ini hanya untuk kediklatan di LPMP Jawa Tengah, uji coba yang dilakukan pada tahap uji perorangan dan kelompok kecil.


  2. Uji Coba Perorangan/ Ahli Isi

    Uji coba ahli dilakukan oleh pakar penilaian kinerja guru yaitu National Core Team (NCT). Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap substansi materi amalisis butir soal pilihan ganda yang diproses dalam program


  3. Uji Coba Kelompok Kecil

    Subjek uji coba perorangan terdiri dari 10 orang calon pengguna, yaitu 4 orang fasilitator mata diklat penilaian kinerja guru dan 6 orang yang pernah menjadi peserta diklat di LPMP Jawa Tengah. Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi keefektifan program aplikasi yang dirancang bangun baik sebagai media diklat maupun sebagai program aplikasi penilaian kinerja guru yang bisa digunakan di sekolah.


  4. Instrumen Pengujian

    Evaluasi uji coba dalam penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen angket dengan menggunakan Skala Likert dengan 4 pilihan. Angket terlebih dahulu divalidasi menggunakan instrumen telaah soal yang sudah distandarisasi oleh Depdiknas (Direktorat Pembinaan SMA, 2008) setelah terlebih dahulu dimodifikasi. Telaah validitas meliputi validitas muka, validitas konstruk, dan validitas isi. Telaah instrumen dimintakan pertimbangan pakar penelitian.

    .


  5. Teknik Analisis Hasil Pengujian

    Proses analisis data yang didapat ditujukan untuk mengetahui respon fasilitator diklat, peserta diklat dan pengguna akhir terhadap program aplikasi yang telah dirancang bangun. Hasil angket akan dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis item summated scales dari Skala Likert (Suharsimi, 2010: 192; Kothari, 2004: 85).

    Dalam analisis item summated scales, skor akhir diperoleh dengan cara menjumlahkan angka untuk setiap jawaban dari hasil angket. Dari jumlah itu, dapat dibedakan taraf atau intensitas sikap responden terhadap program aplikasi yang digunakannya. Adapun analisis tersebut untuk setiap butir pertanyaan menggunakan rumus:




    Dari skor setiap butir pertanyaan, kemudian dikonversi ke dalam kategori sebagai berikut :

    76% – 100% = sangat baik/menarik/sesuai/efektif

    51% – 75% = baik/menarik/sesuai/efektif

    26% – 50% = kurang baik/menarik/sesuai/efektif

    0% – 25% = tidak baik/menarik/sesuai/efektif

    1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI




  6. Implementasi


    1. Perangkat Lunak

    2. OS Windows 7 Ultimate 32 bit

    3. Visual Basic Application Excel MS Office 2007

    4. Perangkat Keras

    5. Netbook

    6. Prosessor: Intel Atom CPU N450 @ 1,66 GHz

    7. Memory: 1024 MB RAM

    8. Display: Intel Media Graphic Accelerator 3150 memori 250 MB

    9. Monitor: Generic PnP Monitor 32 bit

    10. Instalasi


    Untuk instalasi program aplikasi ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

    1. Copy program aplikasi ke hardisk

    2. Buka file masternya, maka akan muncul permintaan konfirmasi password. Pilih menu read only.


    3. Setelah program aplikasi terbuka, save as dan beri nama dengan nama user yaitu guru yang dinilai kinerjanya. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam instalasi.




    1. Implementasi Input dan Output


      1. Form Utama Aplikasi




    Form preleminer program aplikasi adalah lembar kerja yang berisi identitas guru yang akan dinilai penilaian kinerjanya dan identitas asesor yang akan melakukan penilaian kinerja guru tersebut.



    Gambar 07. Lembar Identitas




    1. Input Data Kompetensi Pedagogi


    Input data Kompetensi Pedagogik adalah data tentang skor kinerja guru terkait dengan kegiatan pembelajaran. Kompetensi ini terdiri dari tujuh sub kompetensi, dengan masing-masing sub kompetensi diinput dalam satu halaman lembar kerja dengan nama sheet K-1 s.d. K-7.



    Gambar 08. Input Sub Kompetensi Pedagogik K-1




    1. Input Data Kompetensi Kepribadian


    Input data kompetensi kedua adalah data tentang skor kinerja guru terkait dengan aspek kepribadian. Kompetensi ini terdiri dari tiga sub kompetensi dengan masing-masing skornya diinput dalam satu halaman lembar kerja dengan nama sheet K-8 s.d. K-10.


    Gambar 09. Input Sub Kompetensi Kepribadian K-8




    1. Input Data Kompetensi Sosial


    Input data kompetensi ketiga adalah data tentang skor kinerja guru terkait dengan kompetensi sosial yang terdiri dari sheet K-11 dan K-12.

    Gambar 10. Input Sub Kompetensi Sosial K-11




    1. Input Data Kompetensi Profesional


    Input data Kompetensi Profesional adalah data tentang skor kinerja guru terkait dengan penguasaan mata pelajaran yang diampunya dalam kegiatan pembelajaran. Kompetensi ini terdiri dari dua sub kompetensi dengan masing-masing diinput dalam sheet K-13 dan K-14.



    Gambar 11. Input Sub Kompetensi Profesional K-13




    1. Output Hasil Penilaian Kinerja Guru


    Output data merupakan lembar kerja ke enam yang berisikan hasil penilaian kinerja untuk empat kompetensi dan Nilai Persentase Kinerja (NPK) serta kategorisasinya.


    Gambar 12. Output Nilai Kinerja Guru




  7. Hasil Evaluasi


    1. Hasil Uji Coba Ahli Penilaian Kinerja Guru


    Uji coba ahli dilaksanakan dengan subjek seorang National Core Team (NCT) Penilaian Kinerja Guru.

    Tabel 01. Uji Coba Ahli Isi





























































    NO



    PERTANYAAN



    4



    3



    2



    1


    1.Bagaimana akurasi pemberian skor kompetensi pedagogik dan penghitungan rata-ratanya?
    2.Bagaimana akurasi pemberian skor kompetensi kepribadian dan penghitungan rata-ratanya?
    3.Bagaimana akurasi pemberian skor kompetensi sosial dan penghitungan rata-ratanya?
    4.Bagaimana akurasi pemberian skor kompetensi profesional dan penghitungan rata-ratanya?
    5.Bagaimana akurasi pemberian nilai akhir setiap komponen dan kategorisasinya?
    6.Bagaimana akurasi penghitungan Nilai Persentase Kinerja dan kategorisasinya?


    Dari uji coba ahli diperoleh gambaran bahwa semua komponen program aplikasi termasuk kategori sangat baik sehingga tidak perlu perbaikan. Sedangkan dari pertanyaan terbuka tidak ada masukan yang membutuhkan perubahan signifikan.

    1. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil


    Uji coba perorangan dilaksanakan dengan subjek 4 orang fasilitator dan 6 peserta diklat penilaian kinerja guru.


Tabel 02. Uji Coba Kelompok Kecil
















































































































NO

PERTANYAAN



4



3



2



1



SS*


(%)


1.Bagaimana program aplikasi bekerja di komputer Anda?

6



3



1



87,5


2.Apakah rumus-rumus yang ada dalam program aplikasi tetap berfungsi secara konsisten?

6



3



1



87,5


3.Apakah master program aplikasi tetap terproteksi sehingga setiap kali ada pengguna baru master tersebut tetap berfungsi?

7



2



1



90


4.Bagaimana program aplikasi beroperasi di semua komputer yang Anda pernah gunakan?

7



3



92,5


5.Bagaimana fungsi program aplikasi dalam penghitungan skor semua komponen?

7



2



1



90


6.Bagaimana fungsi program aplikasi dalam penghitungan Nilai Persentase Kinerja dan kategorisasinya?

8



1



1



92,5


7.Bagaiman kemudahan dari program aplikasi untuk dicopy data-datanya ke program lain?

7



2



1



90


8.Bagaimana program aplikasi membantu pemahaman Anda terhadap proses penilaian kinerja guru?

6



2



2



85


9.Bagaimana program lain bekerja ketika Anda mengoperasikan program aplikasi?

6



2



2



85


10.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih cepat?

7



2



1



90


11.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih akurat?

7



2



1



90




SS*= Summated Scale


Hasil uji coba perorangan menunjukkan bahwa semua komponen program sudah berfungsi dengan sangat baik, yaitu memperoleh skor di atas 75%. Dari instrumen terbuka tidak ada saran yang membutuhkan perbaikan signifikan.

  1. Diseminasi Program


Setelah program aplikasi berfungsi dengan baik sesuai tujuan pengembangan-nya, maka perlu didiseminasikan kepada semua pemangku kepentingan yang membutuhkan. Diseminasi dilakukan kepada para peserta ketika diklat berlangsung dan diunggah di web sehingga bisa diunduh semua orang yang membutuhkan. Adapun alamat webnya sebagai berikut:

http://www.ziddu.com/download/19284350/MSTRPROG.APL.MIDIKLATPKG.xlsx.html

  1. PENUTUP



  1. Simpulan


Dari hasil uji coba media diklat interaktif program aplikasi simulasi penilaian kinerja guru yang telah dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator diklat dalam mendemonstrasikan penilaian kinerja guru.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu peserta diklat mensimulasikan proses penilaian kinerja guru.


  3. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat digunakan end user untuk melaksanakan penilaian kinerja guru secara aktual di satuan pendidikan.


    1. Saran




Dari hasil penelitian pengembangan media diklat interaktif program aplikasi simulasi penilaian kinerja guru ini disarankan untuk penelitian lanjutan sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat dikembangkan lagi menjadi program aplikasi online.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat diintegrasikan di dalam SIM Sekolah sehingga dapat tersusun data base kinerja guru di satuan pendidikan tersebut.

  3. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat diintegrasikan di dalam SIM Pendidikan di tiap dinas pendidikan kabupaten/kota sehingga dapat tersusun data base kinerja guru di kabupaten/kota tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Borg, Walter H. Dan Meredith Damien Gal. 1983. Educational Research: An Itntroduction. New York: Longman Inc.


Chen, Irene.2011. Instructional Design Methodologies. Dalam Kristin Klinger. Instructional Design:Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Hershey, New York: Information Science Reference. .


DeMarco, John. 2008. Pro Excel 2007 VBA: Learn to build high-performance applications in Excel 2007 using VBA. Berkeley:Apress.


Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan Kementerian Pendidikan Nasional. 2010. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru)I. (CD ROM: Materi Pelatihan Provincial Core Team (PCT) Penilaian Kinerja Guru Tahun 2011 Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika Kementerian Pendidikan Nasional).


Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. (CD ROM: Materi Pelatihan Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional).


Fahy, Patrick J. 2003. Planning for Multimedia Learning. Dalam Sanjaya Mishra dan Ramesh C. Sharma. Interactive Multimedia in Education and Training (hal. 1-24). London: Idea Group Publishing.


Green, John, dkk. 2007. Excel 2007 VBA: Programmer's Reference. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Gyurky, Szabolcs Michael de. 2006. Work Out Change: Systemic Innovation in Vocational Education and Training. OECD: Centre for Educational Research and Innovation.


Harvey, Greg. 2010. Excel 2010 All in One for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Hasted, Edward.2005. Software That Sells: A Practical Guide to Developing and Marketing Your Software Project.Indianapolis:Wiley Publishing Inc.


Hill, Peter.L. 2011. Practical Software Project Estimation: A Toolkit for Estimating Software Development Effort & Duration. New York: Mc. Graw Hill.


Jelen, Bill and Dwayne K. Dowell. 2007. Excel forAuditors. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2005. Learn Excel from Mr, Excel. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2008. 377 Excel Mysteries Solved. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2009. Excel Gurus Gone Wild. Uniontown: Holy Macro! Books.


Kothari,C.R. 2004. Research Methodology:Methods and Techniques. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publishers.


Michael Spector. 2008. Handbook of Research on Educational Communications and Technology (Third Edition). New York: Lawrence Erlbaum Associates.


Parhar, Madhu. 2003. Instructional Design for Multimedia. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 27-38). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 9 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara. (Online: http://www.ditbin-widyaiswara.or.id/pedoman.html. Direktorat Pembinaan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara. Diakses tanggal 02022012).


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (CD ROM Materi Diklat KTSP SMA 2008 Direktorat Pembinaan SMA: KTSP SMA 2008).


Peraturan Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (CD ROM Materi Diklat KTSP SMA 2008 Direktorat Pembinaan SMA: KTSP SMA 2008).


Reddi, Usha V.2003. Educational Media: A Handbook for Teacher-Developers. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 3-13). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories, An Educational Perspective. Boston: Pearson Education Inc.


Suharsimi Arikunto.2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta:Aditya Media.


Taylor, Edward W. 2008. Transformative Learning Theory. Dalam Merriam, Sharan B (Eds). Third Update on Adult Learning Theory (hal. 5-13). San Francisco: Wiley Periodicals.


Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.


Verschuuren, Gerard,M.2006. From VBA to PSTO: Is Excel's New Engine for You?. United States: Holy Macro! Books.


Walkenbach, John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Walkenbach, John. 2010. Excel 2010 Power Programming with VBA. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach, John. 2010. Microsoft Excel 2010 Formulas. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach,John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Wang, Victor C.X. 2010. Effective Teaching with Technology in Adult Education. Dalam Wang, Victor C.X. Integrating Adult Learning and Technologies for Effective Educaton: Strategic Approach (hal. 48-61). Hershey New York: Information Science Reference.

1 komentar:

  1. Terima kasih Pak Wid, materi dan softwarenya sangat bermanfaat

    BalasHapus