Selasa, 01 Mei 2012

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIFUNTUK SIMULASI PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADYADALAM DIKLAT PENILAIAN KINERJA PENGAWASLPMP JAWA TENGAH

PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF


UNTUK SIMULASI


PENILAIAN KINERJA PENGAWAS MADYA


DALAM DIKLAT PENILAIAN KINERJA PENGAWAS


LPMP JAWA TENGAH


Drs. Sri Wasono Widodo,M.Pd.


Widyaiswara LPMP Jawa Tengah


ABSTRAK


Widodo, Sri Wasono. 2012. "Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Simulasi Penilaian Kinerja Pengawas Madya dalam Diklat Penilaian Kinerja Pengawas LPMP Jawa Tengah". Laporan Penelitian Pengembangan, diajukan dalam rangka kegiatan pengembangan profesi Widyaiswara.


Latar belakang masalah dari penelitian pengembangan ini adalah banyaknya peserta diklat yang mengalami kesulitan dalam melakukan simulasi penilaian kinerja pengawas. Untuk itu diperlukan suatu program aplikasi sebagai media. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana merancang bangun program aplikasi yang berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi penilaian kinerja pengawas. Tujuan penelitian ini agar program aplikasi yang dihasilkan berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator maupun peserta diklat dalam simulasi penilaian kinerja pengawas. Produk yang dihasilkan diuji coba secara terbatas. Instrumen yang digunakan adalah angket yang telah divalidasi. Berdasarkan hasil uji coba perorangan dan kelompok kecil, program aplikasi yang dihasilkan termasuk kategori sangat baik, dengan sedikit perbaikan. Setelah direvisi, multimedia interaktif didesiminasikan ke web sehingga dapat diunduh secara online.


Kata Kunci : program aplikasi, multimedia interaktif, simulasi, diklat.




  1. PENDAHULUAN



  • Latar Belakang


Prestasi kerja pengawas sekolah dalam menunaikan tugas pokoknya perlu mendapat penilaian. Untuk melaksanakan penilaian kinerja pengawas sekolah, diperlukan instrumen penilaian kinerja. Berkenaan dengan itu, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Penddidikan (BP SDMP dan PMP) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah menyusun instrumen penilaian kinerja pengawas.

Untuk mempersiapkan tim penilai dalam penilaian kinerja ini, diadakan diklat calon asesor yang antara lain dilakukan oleh Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) Jawa Tengah. Di dalam kegiatan diklat ini terdapat mata diklat simulasi penilaian kinerja pengawas. Permasalahan yang muncul adalah kegiatan yang membutuhkan pemahaman tentang prosedur statistik deskriptif ini dilakukan dalam waktu yang relatif kurang memadai, yaitu biasanya sekitar 10 jam pelajaran saja untuk semua komponen tenaga pendidik, sementara instrumen penilaian kinerja untuk pengawas terdiri dari tiga macam yaitu instrumen penilaian kinerja pengawas muda, pengawas madya dan pengawas utama.



Permasalahan lain yang muncul adalah kondisi peserta diklat penilaian kinerja pengawas sekolah. Karena penilai kinerja pengawas sekolah adalah pengawas senior, koordinator pengawas ataupun dewan pendidikan, maka jika dipandang dari usia rata-rata peserta diklat ini adalah di atas 40 tahun. Bahkan hampir 75% diantara peserta diklat yang berusia di atas 50 tahun (survei awal).

Penerapan teknologi informasi dan komunikasi hampir tidak bisa dipisahkan dari setiap aspek kehidupan Kita. Demikian juga di dalam suatu kegiatan pendidikan dan pelatihan. Prinsip-prinsip Andragogis harus Kita perhatikan dengan seksama dan implementasi Adult Learning Theory dengan kombinasi pemanfaatan teknologi harus Kita optimalkan (Wang: 2010).

Tugas utama Widyaiswara adalah mendidik, mengajar, dan melatih dalam kegiatan diklat. Untuk menopang tugas utamanya tersebut seorang Widyaiswara dituntut untuk mampu menyusun karya tulis ilmiah (KTI). Tulisan yang berupa hasil penelitian, tinjauan atau gagasan menjadi indikator penguasaan kompetensi profesional widyaiswara. KTI bagi seorang Widyaiswara juga berfungsi sebagai media atau sarana komunikasi dalam rangka mengembangkan bahan ajar. Hal ini bisa meningkatkan keefektivan pembelajaran dalam diklat (lampiran Peraturan Kepala LAN No,9 Tahun 2008).

Dalam rangka menunjang tugas Widyaiswara pada pelaksanaan diklat, peneliti bermaksud mengembangkan media diklat yang sesuai dengan kebutuhan mata diklat tertentu. Karena mata diklat yang akan diampu terkait dengan penggalian data, spesifikasi media yang dibutuhkan adalah yang interaktif, sehingga peserta diklat bisa memberikan kontrol atas media tersebut. Media yang sesuai dengan karakteristik ini adalah media yang sekaligus merupakan program aplikasi.

Media diklat yang bisa menunjang tugas Widyaiswara yang Peneliti kembangkan adalah yang efektif dan efisien dalam mencapai tujuan kegiatan simulasi penilaian kinerja. Program ini Peneliti harapkan bisa memfasilitasi dan menjembatani peserta diklat dalam memahami instrumen dan mampu menggunakan instrumen tersebut dalam proses penilaian kinerja. Dalam kerangka inilah Peneliti menyusun KTI berjudul "Pengembangan Multimedia Interaktif untuk Simulasi Penilaian Kinerja Pengawas Madya dalam Diklat Penilaian Kinerja Pengawas LPMP Jawa Tengah"

  • Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

  1. Bagaimana merancang bangun program aplikasi media diklat interaktif yang dapat membantu fasilitator mendemonstrasikan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.

  2. Bagaimana merancang bangun program aplikasi media diklat interaktif yang dapat membantu peserta diklat mensimulasikan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.


  3. Bagaimana merancang bangun program aplikasi media diklat interaktif yang yang dapat digunakan asesor untuk melaksanakan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.



  • Tujuan Penelitian Pengembangan


Berdasarkan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan ini adalah:

  1. Menghasilkan program aplikasi media diklat interaktif yang dapat membantu fasilitator mendemonstrasikan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.

  2. Menghasilkan program aplikasi media diklat interaktif yang membantu peserta diklat mensimulasikan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.


  3. Menghasilkan program aplikasi media diklat interaktif yang yang dapat digunakan asesor untuk melaksanakan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.






  • Manfaat Penelitian Pengembangan

    Manfaat dari penelitian ini adalah:



  1. Dengan tersedianya program aplikasi media diklat interaktif, diklat asesor penilaian kinerja pengawas sekolah dapat berjalan lebih efektif dan efisien.


  2. Dengan tersedianya program aplikasi ini, penilaian kinerja pengawas madya dapat berlangsung lebih efisien dan efektif.





  • Definisi Operasional


Agar laporan penelitian pengembangan ini lebih mudah dipahami, disajikan beberapa definisi operasional variabel sebagai berikut:

  1. Diklat penilaian kinerja pengawas sekolah adalah kegiatan pendidikan dan pelatihan yang diikuti oleh calon asesor penilaian kinerja pengawas sekolah lingkup Jawa Tengah.

  2. Simulasi penilaian kinerja pengawas sekolah adalah kegiatan dalam diklat berupa simulasi menilai kinerja pengawas sekolah berdasarkan studi kasus yang diberikan oleh fasilitator.

  3. Multimedia diklat interaktif adalah alat bantu pembelajaran dalam suatu kegiatan diklat yang memiliki karakteristik peserta diklat dapat memberikan kontrol terhadap alat tersebut sehingga ia dapat mereview materi sesuai kepentingan individualnya dalam berinteraksi dengan materi diklat.

  4. Multimedia interaktif tipe hypertex ttool adalah linking dari data, kata atau frasa ke data, kata atau frasa lain dalam satu atau lain dokumen yang direkayasa untuk interaktivitas dari suatu multimedia dalam kegiatan diklat.

  5. Pemrograman VBA Excel adalah bahasa pemrograman Visual Basic Application pada Excel Microfoft Office dengan platform operating system Windows XP atau generasi sesudahnya.

  6. Kinerja media diklat yang efektif adalah suatu kondisi di mana hasil uji coba terbatas di lapangan menunjukkan media tersebut mampu membantu peserta diklat mensimulasikan penilaian kinerja kepala sekolah madya.



  • Asumsi dan Keterbatasan



  1. Asumsi


Asumsi dalam penelitian ini adalah:

  1. Responden memberikan informasi secara jujur dan benar, terhadap media diklat yang digunakan dalam simulasi melalui angket respon peserta diklat.


  2. Peneliti menuliskan hasil pengamatan terhadap penggunaan media diklat interaktif pada kegiatan simulasi secara akurat, objektif dan jujur ke dalam lembar pengamatan. Dengan demikian hasil pengamatan tersebut tidak direkayasa oleh peneliti agar hasil yang diperoleh akuntabel.

  3. Keterbatasan


Dalam setiap penelitian pengembangan harus ada pembatasan sehingga memungkinkan pengembangan yang lebih lanjut lagi. Adapun keterbatasan dalam penelitian ini adalah:

  1. Desain program aplikasi media diklat dalam penelitian ini terbatas hanya berbasis hypertext tools.


  2. Program aplikasi hanya dipergunaan untuk simulasi penilaian kinerja madya saja, bukan untuk pengawas muda atau utama.

  3. KAJIAN TEORI




  1. Simulasi Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah Madya

    Kinerja pengawas sekolah/madrasah dinilai berdasarkan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional dan Angka Kreditnya dalam melaksnakan Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial. Berdasarkan peraturan tersebut, terdapat 4 (empat) aspek penilaian dalam melaksanakan Supervisi Akademik dan Supervisi Manajerial, yaitu aspek penyusunan program pengawasan, aspek pelaksanaan program pengawasan, dan aspek evaluasi pelaksanaan program pengawasan, dan aspek membimbing dan melatih profesional guru dan/atau kepala sekolah. Dari keempat aspek tersebut, dimunculkan bentuk kinerja yang dapat diukur dan indikator kinerjanya.


    Dalam Permenpan dan Reformasi Birokrasi No 21 Tahun 2010, jabatan pengawas sekolah dibagi dalam tiga kelompok, yaitu Pengawas Muda, Pengawas Madya, Pengawas Utama. Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama pengawas sekolah dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatannya. Aspek yang dinilai pada penilaian kinerja pengawas sekolah mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 yang meliputi:




    1. Penyusunan program pengawasan

    2. Pelaksanaan program pengawasan

    3. Evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan

    4. Pembimbingan dan Pelatihan profesional guru dan/ atau kepala sekolah


    5. Pelaksanaan tugas di daerah khusus.






  2. Interaktifitas Media Diklat

    Penggunaan media yang efektif dalam suatu kegiatan pembelajaran, termasuk dalam kegiatan diklat dapat memberikan motivasi belajar (Schunk, 2012: 345). Motivasi belajar yang efektif akan meningkatan hasil belajar. Pembelajaran dengan materi yang menuntut pemahaman praktikal, membutuhkan media pembelajaran yang baik


    Multimedia Interaktif, pada era revolusi teknologi informasi dewasa ini, merupakan istilah yang seringkali digunakan di dalam teknologi pendidikan. Dalam peristilahan yang digunakan secara luas, istilah tersebut memiliki arti yang amat beragam pada spektrum media massa baik bahan cetak, audio, video, maupun teknologi yang dikembangkan berbasis paket piranti keras dan piranti lunak komputer yang diproduksi secara massal serta memungkinkan penggunaan secara individual untuk belajar. Istilah multimedia bisa digunakan pada berbagai level belajar berupa perangkat pendidikan yang memungkinkan keanekaragaman presentasi materi pelatihan.


    Multimedia bisa dimaknai sebagai alat presentasi yang memiliki karakteristik kombinasi fungsional dari teks, gambar, suara, animasi, dan video, yang beberapa diantaranya atau seluruhnya diorganisasikan menjadi suatu program yang koheren (Phillips dalam Reddi, 2003: 4). Multimedia merupakan kombinasi fungsional dari piranti keras dan piranti lunak komputer yang dalam pengembangnya memungkinkan pengintegrasian video, animasi, audio dan grafis untuk dikembangkan menjadi alat presentasi pada desktop komputer (Fenrich dalam Reddi, 2003: 4). Dari dua pendapat tersebut, dapat dicari kesamaannya bahwa multimedia merupakan kombinasi fungsional yang diprogramkan secara teliti dari beberapa elemen yang meliputi teks, grafis, suara, animasi, dan video.


    Pada tahapan pengembangannya, multimedia dielaborasi menjadi lebih interaktif, yang kemudian menjadi istilah sendiri yaitu MI (multimedia interaktif).
    Komponen interaktivitas suatu multimedia menggambarkan bahwa end user multimedia tersebut ataupun audien dapat melakukan kontrol 'apa', 'kapan' dan 'bagaimana' dari elemen tersebut muncul dan dipresentasikan. Dari deskripsi di atas multimedia interaktif dapat didefinisikan sebagai kombinasi sinergis dan simbiotis dari berbagai elemen media (audio, video, grafis, teks, animasi, dsb,) ke dalam suatu kesatuan program sehingga memberikan manfaat yang lebih optimal kepada end user dibandingkan bila elemen-elemen tersebut berfungsi secara mandiri.






  1. Multimedia Interaktif Tipe Hypertext

    Multimedia Interaktif merupakan kombinasi dari berbagai fungsi. Berdasarkan jenis elemen-elemen yang dikombinasikan, Multimedia Interaktif dapat diklasifikasi ke dalam beberapa tipe. Reddi (2003: 13) mengelompokkan desain multimedia menjadi lima kategori: Painting and drawing tools, 3-D Modeling and animation tools, Image editing tools, Sound editing tools, dan Animation Video Digital Movie tools.
    Sedangkan Fahy (2003: 5) mengemukakan ada lima spesifikasi multimedia interaktif berdasarkan karakteristik fungsionalnya yaitu: sound, graphics and color, animation, video, hypermedia, dan hypertext.


    Berdasarkan klasifikasi di atas, maka desain multimedia yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah tipe hypertext. Tipologi ini merupakan linking dari value, kata, atau frasa ke value, kata atau frasa lain pada dokumen yang sama ataupun pada dokumen berbeda (Fahy, 2003: 5). Pada hakekatnya hypertext ini sulit dipisahkan dari desain aplikasi multimedia interaktif yang lain. Szabo (dalam Fahy,2003:6) menekankan bahwa seharusnya hypertext lebih banyak digunakan untuk lebih memperluas akses terhadap informasi yang dibutuhkan, bukan untuk kepentingan aktualita diklat, namun sebagai langkah antisipatif terhadap kebutuhan akan materi pelatihan dalam konteks akselerasi pencapaian tujuan diklat (khususnya bagi peserta diklat yang belum memiliki prasyarat pengetahuan materi tersebut atau yang kapabilitasnya kurang).


    Fahy (2003: 7) mengestimasikan hypermedia dan hypertext memang memiliki prospek cerah untuk digunakan sebagai multimedia interaktif dalam kegiatan pelatihan. Didukung oleh perkembangan yang pesat dari piranti keras, piranti lunak, maupun teknologi interface manusia-komputer, secara teknis pada saat ini sangat memungkinkan pemanfaatan hiperrmedia dan hypertext untuk pelatihan secara online. Kedua tipe multimedia interaktif ini memiliki keunggulan untuk pelatihan antara lain (Marchionini dalam Fahy, 2003: 8):





  • Sejumlah besar informasi dari berbagai macam media dapat disimpan dalam bentuk yang kompak dan mudah untuk diakses.

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan kontrol dari peserta diklat secara leluasa (end user dapat secara leluasa memilih kapan, apa, dan bagaimana link yang diperlukan).

  • Hypermedia dan Hypertext memungkinkan fasilitator dan peserta diklat memiliki banyak ragam cara interaksi yang baru, memberikan reward kepada peserta diklat yang mampu mengasah keterampilan belajarnya secara mandiri, dan meningkatkan kreativitas fasilitator diklat dalam hal bagaimana cara ia berinteraksi dengan peserta diklat. .




  1. Visual Basic Application Excel

    VBA merupakan kependekan dari Visual Basic for Applications. Aplikasi Visual Basic di dalam Excel menjadi salah satu bahasa pemrograman yang dikembangkan oleh Microsoft. Excel adalah salah satu elemen dari Microsoft Office pada semua generasi. VBA merupakan alat yang bisa Kita pergunakan untuk mengembangkan program yang mengontrol Excel. Kita harus membedakan VBA dengan VB yang merupakan kependekan dari Visual Basic. VB merupakan bahasa pemrograman yang memungkinkan Kita membuat program executable (File exe) mandiri. Jadi, VBA berbeda dengan VB (Walkenbach, 2003: 6).




.


  1. Aplikasi Multimedia Interaktif dalam Simulasi Penilaian Kinerja Pengawas Madya


VBA merupakan bahasa pemrograman yang riil dan live. Program ini
mempergunakan banyak elemen bahasa pemrograman yang sering dipergunakan. Di antara beberapa elemen bahasa pemrograman tersebut adalah: comments, variables, constants, data types, dan arrays (Walkenbach, 2004: 89).

Dalam pemrograman VBA Excel beberapa tipe data digunakan. Tipe data merupakan istilah yang biasa dipergunakan untuk menyebutkan bagaimana cara dari suatu program menyimpan data dalam memori — sebagai misal, integers, real numbers, atau data strings. Meskipun VBA dapat menangani detail tipe data tersebut secara otomatis, namun ada konsekuensi yang harus diperhitungkan. Namun konsekuensinya tidak seberapa dibandingkan dengan manfaatnya. Misalkan Kita tidak mempergunakan VBA untuk menangani entri data menyebabkan eksekusi menjadi lambat dan penggunaan memori yang tidak efisien. Untuk aplikasi yang sederhana, hal seperti ini tidak menjadi masalah yang serius. Namun untuk aplikasi yang lebih besar dan lebih kompleks akan menyebabkan kerja program menjadi lambat atau membutuhkan konservasi setiap memori yang tersisa, Pada saat itulah Kita membutuhkan pengenalan yang lebih mendalam tentang tipe data (DeMarco, 2007: 30).

VBA memang secara otomatis menangani semua data secara detail, yang membuat Kita menjadi nyaman dalam melakukan pemrograman. Tidak semua bahasa pemrograman memberikan kenyamanan seperti ini. Misalnya, ada bahasa pemrograman yang semata-mata hanya mengetik saja, sehingga seorang pemrogram harus secara eksplisit mendefinisikan secara operasional tipe data untuk setiap variabel yang digunakan (Walkenbach, 2007: 97).

Dengan VBA Excel memungkinkan kita menggunakan menu yang disebut UserForm. Excel 2007 memungkinkan Kita bisa menciptakan screen data entri yang mudah digunakan oleh end user. Program seperti ini dapat juga berfungsi sebagai wahana display untuk summary data ataupun data itu sendiri dari berbagai sumber data. Program ini juga menyediakan untuk Kita tools yang Kita butuhkan untuk menciptakan "wizard" aplikasi atau form data entri sederhana (DeMarco, 2008: 30).

Bahasa pemrograman VBA dalam Excel menurut John Green (2007: 30) terdiri dari beberapa elemen yang berlaku secara umum untuk semua versi VB dan aplikasi Microsoft Office. Contoh-contoh berikut merupakan bahasa yang memanfaatkan model objek Excel, namun tujuannya adalah menguji struktur umum dari bahasa pemrograman. Beberapa dari struktur dan konsep tersebut dikenal oleh bahasa pemrograman yang lain, meskipun sintaks dan kata kuncinya bisa sangat bervariasi. Elemen tersebut adalah sebagai berikut:

  • Penyimpanan informasi dalam variabel dan array.

  • Pembuatan keputusan dalam kode

  • Penggunaan loops.

  • Penanganan basic error.


Penggunaan VBA dalam Excel memiliki beberapa keunggulan (Walkenbach, 2007: 15), antara lain:

  • Excel selalu selalu mengeksekusi suatu task dengan cara yang selalu sama persis.

  • Dengan VBA, Excel melakukan task jauh lebih cepat daripada dilakukan secara manual.



  • Dengan macro, Excel selalu memiliki performans tanpa kesalahan.

  • Semua task yang diprogramkan dapat dilakukan Excel meskipun user masih awam tentang excel.

  • Dengan VBA banyak hal yang bisa Kita lakukan, yang tidak akan bisa Kita lakukan dalam Excel tanpa VBA.

  • Untuk tugas-tugas Excel yang membutuhkan waktu lama dan membosankan, VBA bisa mengurangi durasi waktu dan kebosanan tersebut.


Di samping beberapa keuntungan di atas, VBA juga memiliki beberapa kelemahan, antara lain:

  • Kita harus terlebih dahulu mempelajari bagaimana cara menulis program VBA (meskipun tidak terlalu sulit).

  • Orang lain yang menggunakan program VBA yang telah kita buat, harus sudah memiliki program Excel dalam komputernya. Memang lebih nyaman bagi Kita jika tinggal menekan satu tombol yang dapat mentransformasikan aplikasi Excel VBA kita ke dalam suatu program mandiri, namun hal seperti ini tidak mungkin Kita lakukan (dan mungkin tidak akan pernah bisa Kita lakukan).

  • Kadang-kadang program tidak bisa berfungsi. Dengan kata lain, Kita tidak bisa begitu saja dengan mudah berasumsi bahwa program VBA Kita akan berfungsi dengan sempurna dalam semua kondisi. Di sini peran debugging menjadi sangat esensial.

  • VBA merupakan sasaran bergerak. Sebagaimana Kita maklumi bersama, Microsoft senantiasa meng-upgrade Excel. Boleh jadi program Excel VBA yang kita buat tidak bisa beroperasi dengan baik di versi Excel generasi berikutnya.



  1. Pengembangan Model Desain Instruksional dengan Menggunakan Multimedia Interaktif


Model pengembangan multimedia interaktif untuk kegiatan diklat di dalam penelitian ini mengadopsi dari Parhar (2003: 32). Dengan membandingkan berbagai model desain berdasarkan berbagai teori belajar, Parhar mendeskripsikan beberapa komponen yang sama dari langkah-langkah pengembangan desain instruksional dengan memanfaatkan multimedia interaktif, yaitu:

  1. Perumusan tujuan pembelajaran mata diklat yang dapat dirinci sebagai berikut:



  1. Identifikasi dan analisis tujuan pembelajaran dari mata diklat.

  2. Perencanaan dan solusi desain untuk pencapaian tujuan tersebut.

  3. Implementasi dari solusi tersebut.


  4. Analisis isi multimedia interaktif yang dikembangkan.


    1. Pemilihan jenis multimedia yang sesuai untuk pencapaian tujuan pembelajaran.



  5. Pembuatan multimedia interaktif.


  6. Evaluasi keefektivan multimedia yang dikembangkan.

    Model desain instruksional untuk kegiatan diklat dengan memanfaatkan teknologi bisa didefinisikan sebagai representasi visual dari suatu proses desain instruksional, berupa elemen-elemen utama atau frasa dari proses dan hal-hal yang terkait. Pendekatan sistemnya meliputi perumusan sasaran dan tujuan, analisis sumber, merencanakan kegiatan, dan evaluasi berkelanjutan dan modifikasi dari program. Pendekatan sistem seperti ini sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1950-an dan 1960-an dan berakar di militer dan koorporasi, namun mulai mendominasi dunia pendidikan teknologi dan pembangunan pendidikan sejak tahun 1970-an. (Chen, 2011:81).

    1. Kriteria Kelayakan Multimedia Interaktif Tipe Hypertext


    Ada paling sedikit sebelas faktor kualitas yang harus dipertimbangkan dalam pengembangan suatu piranti lunak (Edward Hasted, 2005: 121), yaitu:

    1. Valid, suatu program aplikasi disebut valid apabila program tersebut dapat berfungsi sesuai dengan tujuan program tersebut dibuat.

    2. Reliabel, yaitu program aplikasi tersebut harus mampu beroperasi dengan akurat.

    3. Efisien, suatu program aplikasi harus mampu bekerja di dalam jaringan dan sistem secara memadai dan tanpa hambatan.

    4. Memiliki integritas, artinya program aplikasi yang dibuat harus memiliki ketahanan tinggi terhadap virus dan hacking.

    5. Keterpakaian, program aplikasi yang baik haruslah bersahabat dan mudah digunakan oleh para user.

    6. Maintainabilitas, ketika program aplikasi mengalami kerusakan harus bisa diperbaiki secepatnya.

    7. Fleksibilitas, program aplikasi yang baik harus memiliki fleksibilitas di berbagai platform, misal bisa digunakan di berbagai operating system.

    8. Testabilitas, suatu program aplikasi yang baik haruslah bisa diuji kinerja dan kelayakannya.

    9. Portabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus bisa beroperasi di operating system generasi yang baru.

    10. Reusabilitas,yaitu suatu kondisi yang ideal di mana modularitas kode dan scratch dari suatu program aplikasi dapat diimpor oleh suatu proyek baru.

    11. Interoperabilitas, suatu program aplikasi yang baik harus harus bisa bekerja berbarengan dengan program aplikasi lain.


    .

    1. PERANCANGAN SISTEM





  • Jenis Penelitian


Jenis penelitian di dalam tulisan ini adalah penelitian pengembangan. Dalam hal ini, Peneliti mengembangkan media diklat interaktif tipe hypertext dengan merekayasa VBA Ecel. Media diklat interaktif ini dipergunakan untuk kegiatan diklat Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah tahun 2012.


  • Tempat dan Waktu Penelitian

    Penelitian pengembangan ini dilaksanakan di LPMP Jawa Tengah dalam kurun waktu mulai dari penyusunan proposal, pelaksanaan penelitian sampai dengan penyusunan laporan penelitian dari pertengahan bulan awal Janauari 2012. Penyusunan artikel penelitian dilaksanakan bulan Aprill 2012.

    • Prosedur Pengembangan





  1. Survei dan Studi Literatur


Studi literatur dilakukan dengan melakukan kajian dari buku, buku elektronik, jurnal, dan browsing internet. Subjek kajian meliputi metodologi penelitian pengembangan, penilaian kinerja pengawas, multimedia interaktif, kegiatan diklat, teknologi piranti keras komputer, dan VBA Excel. Studi dielaborasikan melalui wawancara dengan pakar penilaian kinerja, pakar informasi teknologi, dan pakar metodologi penelitian.

  1. Analisis dan Perancangan Sistem


Sebagaiman dideskripsikan pada bab sebelumnya, multimedia interaktif yang efektif dapat memfasilitasi peserta diklat mensimulasikan kegiatan yang akan dilakukan di lapangan nanti. Dengan bantuan VBA dan lembar kerja akan membantu para peserta diklat menginput data hasil penilaian kinerja, mengolah data, menghitung skor empat komponen, menghitung dari skor ke nilai komponen, dan menghitung nilai akhir berdasarkan rumus yang dilanjutkan dengan kategorisasi nilai akhir menjadi nilai kinerja. Semua pemrosesan data dan penghitungan dilakukan secara otomatis dan simultan oleh program aplikasi. Otomatisasi semua pekerjaan tersebut akan membuat peserta diklat bisa menyelesaikan tugasnya secara lebih cepat, akurat, akuntabel, efisien dan efektif

  • Desain Sistem


Gambar berikut menunjukkan blok diagram alur aplikasi pengolahan data untuk simulasi penilaian kinerja pengawas madya secara umum. Input data meliputi identitas pengawas madya, identitas asesor, skor komponen penyusunan program pengawasan, skor komponen pelaksanaan program pengawasan, skor komponen evaluasi pelaksanaan pengawasan, dan skor komponen pembimbingan dan pelatihan pengawasan guru. Proses pengolahan data menggunakan VBA Excel. Output data meliputi profil pengawas, profil asesor, nilai komponen penyusunan program pengawasan, nilai komponen pelaksanaan program pengawasan, nilai evaluasi pelaksanaan pengawasan, dan nilai pembimbingan dan pelatihan profesional guru serta nilai persentase kinerja yang merupakan penghitungan akhir.


Gambar 01. Blok Diagram Aplikasi Penilaian Kinerja Pengawas Madya





  1. System Flow Utama

    Gambar System flow utama menunjukkan penggunaan perangkat dimulai menu open file dari file master. Karena file ini menjadi master sehingga diproteksi. Untuk membukanya bisa diplih menu read only. Sebelum file master terbuka, harus dilakukan login berupa menyimpan data tersebut menjadi file baru dengan nama yang disesuaikan dengan nama end user dalam hal ini asesor. Langkah kedua adalah membuka lembar kerja pertama berupa halaman input data dengan diawali isian identitas pengawas yang akan dinilai dan asesor.

    Langkah ini berperan sebagai log masuk karena identitas yang dituliskan akan menjadi kata kunci untuk masuk ke dalam sistem penyimpanan data untuk guru yang akan dinilai. Setelah menu isisan identitas, bisa dilanjutkan ke menu berikutnya yang merupakan menu utama aplikasi. Menu ini terdiri dari empat halaman atau masing-masing kompetensi satu halaman.

    Input data berupa klik tombol option button pada skor yang sesuai. Pengolahan data bersifat simultan, artinya begitu option button diklik maka secara seketika proses penghitungan secara otomatis dilakukan oleh program. Jika kita lihat pada halaman hasil, seketika akan muncul skor sementara yang diperoleh berdasarkan input. Namun nila kategorisasinya belum bisa disimpulkan sampai input selesai.

    Proses pengolahan data dilakukan dengan berbagai menu function yang ada di VBA Excel. Menu menu yang digunakan sangat kompleks sehingga tidak bisa dideskripsikan dalam tulisan yang terbatas ini. Sebagian dari menu function yang digunakan adalah IF, SUM, AVERAGE dan kombinasi diantara menu-menu tersebut.



    Gambar 02. System
    Flow Utama





  2. Hierarchy Input Process Output (HIPO)

    Dalam rancang bangun media diklat ini, secara hirarkhis program aplikasi dibagi menjadi dua elemen yaitu maintenance aplikasi dan output berupa simulasinya.



    Gambar 03. HIPO


    Elemen maintenance terdiri lima sub yaitu maintenance identitas pengawas yang dinilai dan asesornya, serta empat komponen tugas pengawasan.
    Elemen simulasi terdiri dari enam sub yaitu view log, sub untuk empat komponen dan sub untuk nilai akhir penilaian kinerja.


  3. Flowchart Aplikasi

    Flowchart aplikasi terdiri dari dua bagian, yaitu untuk admin dan untuk pengguna. Alur program dimulai dari bagian admin yaitu menu buka file master, menu login berupa pilihan read only, langsung save as menjadi file user, yang selanjutnya oleh admin akan diolah melalui maintenance user menjadi data user yang kemudian mengalir ke bagian pengguna. Aplikasi untuk pengguna dimulai dari file user, isian identitas pengawas dan asesor, dan input skor masing-masing komponen.

    Dari input ini data di proses di bagian admin lagi, yaitu pengolahan data skor untuk masing masing komponen menjadi nilai. Skor komponen penyusunan program pengawasan diolah menjadi nilai komponen penyusunan program pengawasan, skor komponen pelasksanaan program pengawasan diolah menjadi nilai komponen pelaksanaan program pengawasan, skor komponen evaluasi pelasksanaan program pengawasan diolah menjadi nilai komponen evaluasi pelaksanaan program pengawasan, serta skor komponen pembimbingan dan pelatihan profesional guru diolah menjadi nilai komponen pembimbingan dan pelatihan profesional guru. Empat nilai komponen ini memiliki bobot yang berbeda sehingga hasil akhirnya dikalikan bobot terlebih dahulu baru dirata-rata. Nilai rata-rata inilah yang menjadi nilai akhir yang disebut dengan Nilai Persentase Kinerja (NPK).



    Gambar 04. Flowchart Aplikasi





  4. Data Flow Diagram

    Dalam rancang bangun suatu program aplikasi harus dibuat suatu model untuk menggambarkan pembagian dari sistem ke dalam model yang lebih kecil. Model seperti ini disebut Data Flow Diagram (DFD) yang kemudian dirinci ke dalam level-level tertentu untuk menjelaskan rinciannya.



    1. Context Diagram



      Gambar 05. Context Diagram


      Media Diklat Simulasi Penilaian Kinerja Pengawas Madya




    Gambar di atas disebut Context Diagram, yaitu diagram yang terdiri dari suatu proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Context Diagram akan memberikan gambaran tentang keseluruhan sistem.

    1. DFD Level 0


    Desain dalam suatu penelitian pengembangan digambarkan lebih rinci di dalam Data Flow Diagram Level 0 yang merupakan rincian dari contex diagram. Dari DFD Level 0 ini idealnya dirinci lagi ke dalam DFD Level 1, DFD Level 2 dan seterusnya bergantung pada kompleksitas sistem program aplikasi yang akan dikembangkan. Namun karena keterbatasan media publikasi, dalam laporan penelitian pengembangan ini hanya dideskripsikan DFD Level 0 saja. DVD Level 0 ini menggambarkan rincian keseluruhan dari context diagram. DFD Level 0 ini terdiri atas empat bagian utama, yaitu bagian admin, bagian maintenance, bagian simulasi, dan bagian user. DFD level 0 dari program aplikasi media diklat interaktif simulasi penilaian pengawas sekolah madya dipaparkan dalam gambar 06 berikut.



    Gambar 06 DFD Level 0





  • Evaluasi




  1. Subjek Uji Coba

    Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk program aplikasi sehingga harus melalui uji coba terlebih dahulu. Proses pengujian produk ini memiliki tujuan untuk mengumpulkan data yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk menetapkan tingkat keefektifan, efisiensi, dan/atau daya tarik dari produk yang dihasilkan. Secara lengkap, uji coba produk pengembangan biasanya dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu uji perseorangan, uji kelompok kecil, dan uji lapangan. Dalam suatu kegiatan pengembangan, pengembang mungkin hanya melewati dan berhenti pada tahap uji perseorangan, atau dilanjutkan dan berhenti sampai tahap uji kelompok kecil. Bisa juga sampai ke uji lapangan dengan skala yang lebih luas. Hal ini sangat tergantung pada urgensi dari data yang dibutuhkan melalui uji coba itu (UM, 2003; Borg, 1983). Mengingat skala penelitian ini hanya untuk kediklatan di LPMP Jawa Tengah, uji coba yang dilakukan pada tahap uji perorangan dan kelompok kecil.


  2. Uji Coba Ahli Isi

    Uji coba ahli dilakukan oleh pakar penilaian kinerja pengawas yaitu National Core Team (NCI) dari kegiatan diklat penilaian kinerja pengawas sekolah. Tahap ini bertujuan untuk melakukan evaluasi terhadap substansi materi penilaian kinerja pengawas sekolah, khususnya pengawas madya yang diproses dalam program aplikasi.


  3. Uji Coba Kelompok Kecil

    Subjek uji coba perorangan terdiri dari 10 orang calon pengguna, yaitu 4 orang fasilitator mata diklat penilaian kinerja pengawas sekolah madya dan 6 orang peserta diklat calon asesor penilaian kinerja pengawas. Tahap ini bertujuan untuk
    melakukan evaluasi keefektifan program aplikasi yang dirancang bangun baik sebagai media diklat maupun sebagai program aplikasi penilaian kinerja pengawas madya yang bisa digunakan oleh end user di lapangan.


  4. Instrumen Pengujian

    Evaluasi dalam penelitian pengembangan baik untuk uji coba perorangan maupun uji coba kelompok kecil menggunakan instrumen angket dengan menggunakan Skala Likert dengan 4 pilihan.
    Angket terlebih dahulu divalidasi menggunakan instrumen telaah soal yang sudah distandarisasi oleh Depdiknas (Direktorat Pembinaan SMA, 2007) setelah terlebih dahulu dimodifikasi. Telaah validitas meliputi validitas muka, validitas konstruk, dan validitas isi. Telaah instrumen dimintakan pertimbangan pakar penelitian.

    .


  5. Teknik Analisis Hasil Pengujian

    Analisis data dari angket yang telah diisi ditujukan untuk mengetahui respon pengguna akhir terhadap program aplikasi yang telah dirancang bangun. Skor hasil angket uji coba perorangan merupakan hasil akhir karena tidak memerlukan proses penghitungan lanjutan. Sedangkan untuk skor hasil pengisian angket uji coba kelompok kecil dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis item summated scales dari Skala Likert (Kothari,2004:83 ).

    Analisis item summated scales sesungguhnya sederhana. Setiap angket menghasilkan skor. Dari beberapa angket berarti ada beberapa skor yang kemudian ditabulasikan. Kemudian dihitung skor akhir dengan cara menjumlahkan angka untuk setiap jawaban dari hasil angket. Dari jumlah itu, dapat dibedakan taraf atau intensitas sikap peserta diklat terhadap aplikasi yang dipergunakannya. Adapun analisis tersebut untuk setiap butir pertanyaan menggunakan rumus
    di bawah ini.





    Dari skor setiap butir pertanyaan, kemudian dikonversi ke dalam kategori sebagai berikut (Suharsimi, 2010: 192; Kothari, 2004: 85 ):

    76% – 100% = sangat baik/menarik/sesuai/efektif

    51% – 75% = baik/menarik/sesuai/efektif

    26% – 50% = kurang baik/menarik/sesuai/efektif

    0% – 25% = tidak baik/menarik/sesuai/efektif

    1. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI




  6. Implementasi


    1. Perangkat Lunak

    2. OS Windows 7 Ultimate 32 bit

    3. Visual Basic Application Excel MS Office 2007

    4. Perangkat Keras

    5. Netbook

    6. Prosessor: Intel Atom CPU N450 @ 1,66 GHz

    7. Memory: 1024 MB RAM

    8. Display: Intel Media Graphic Accelerator 3150 memori 250 MB

    9. Monitor: Generic PnP Monitor 32 bit

    10. Instalasi


    Untuk instalasi program aplikasi ini langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:

    1. Copy program aplikasi ke hardisk

    2. Buka file masternya, maka akan muncul permintaan konfirmasi password. Pilih menu read only.


    3. Setelah program aplikasi terbuka, save as dan beri nama dengan nama user yaitu pengawas sekolah yang dinilai kinerjanya. Langkah ini adalah langkah terakhir dalam instalasi.




    1. Implementasi Input dan Output


      1. Form Utama Aplikasi




    Form preleminer program aplikasi adalah lembar kerja yang berisi identitas pengawas madya yang akan dinilai penilaian kinerjanya dan identitas asesor yang akan melakukan penilaian kinerja pengawas tersebut.



    Gambar 07. Lembar Identitas




    1. Input Data Komponen 1


    Input data komponen 1 adalah data tentang skor kinerja pengawas madya dalam melaksanakan tugas menyusun program pengawasan.



    Gambar 08. Input komponen penyusunan program pengawasan




    1. Input Data Komponen 2


    Input data komponen 2 adalah data tentang skor kinerja pengawas madya dalam melaksanakan tugas menyusun program pengawasan.


    Gambar 09. Input komponen pelaksanaan program pengawasan




    1. Input Data Komponen 3


    Input data komponen 3 adalah data tentang skor kinerja pengawas madya dalam evaluasi pelaksanaan program pengawasan.


    Gambar 10. Input komponen evaluasi pelaksanaan program pengawasan




    1. Input Data Komponen 4


    Input data komponen 4 adalah data tentang skor kinerja pengawas madya dalam pembimbingan dan pelatihan profesionalisme guru.



    Gambar 11. Input komponen pembimbingan dan pelatihan profesional guru




    1. Output Hasil Penilaian Kinerja Pengawas Madya


    Output data merupakan lembar kerja ke enam yang berisikan hasil penilaian kinerja untuk komponen 1, komponen 2, komponen 3 dan komponen 4 dan Nilai Persentase Kinerja (NPK) serta kategirisasinya.


    Gambar 12. Output Nilai Kinerja Pengawas Madya




  7. Hasil Evaluasi


    1. Hasil Uji Coba Ahli Penilaian Kinerja Pengawas Sekolah


    Uji coba ahli dilaksanakan dengan subjek seorang National Core Team (NCT) penilaian Kinerja Pengawas Sekolah.

    Tabel 01. Uji Coba Ahli Isi





























































    NO



    PERTANYAAN



    4



    3



    2



    1


    1.Bagaimana akurasi pemberian skor komponen penyusunan program pengawasan dan penghitungan rata-ratanya?
    2.Bagaimana akurasi pemberian skor komponen pelaksanaan program pengawasan dan penghitungan rata-ratanya?
    3.Bagaimana akurasi pemberian skor komponen evaluasi pelaksanaan program pengawasan dan penghitungan rata-ratanya?
    4.Bagaimana akurasi pemberian skor komponen pembimbingan dan pelatihan profesi guru dan penghitungan rata-ratanya?
    5.Bagaimana akurasi pemberian nilai akhir setiap komponen dan kategorisasinya?
    6.Bagaimana akurasi penghitungan Nilai Persentase Pekerja dan kategorisasinya?


    Dari uji coba ahli diperoleh gambaran bahwa semua komponen program aplikasi termasuk kategori sangat baik sehingga tidak perlu perbaikan. Sedangkan dari pertanyaan terbuka tidak ada masukan yang membutuhkan perubahan signifikan.

    1. Hasil Uji Coba Kelompok Kecil


    Uji coba perorangan dilaksanakan dengan subjek 4 orang fasilitator dan 6 peserta diklat penilaian kinerja pengawas sekolah.


Tabel 02. Uji Coba Kelompok Kecil
















































































































NO

PERTANYAAN



4



3



2



1



SS*


(%)


1.Bagaimana program aplikasi bekerja di komputer Anda?

7



2



1



90


2.Apakah rumus-rumus yang ada dalam program aplikasi tetap berfungsi secara konsisten?

6



3



1



87,5


3.Apakah master program aplikasi tetap terproteksi sehingga setiap kali ada pengguna baru master tersebut tetap berfungsi?

10



100


4.Bagaimana program aplikasi beroperasi di semua komputer yang Anda pernah gunakan?

7



3



92,5


5.Bagaimana fungsi program aplikasi dalam penghitungan skor semua komponen?

7



2



1



90


6.Bagaimana fungsi program aplikasi dalam penghitungan Nilai Persentase Kinerja dan kategorisasinya?

8



1



1



92,5


7.Bagaiman kemudahan dari program aplikasi untuk dicopy data-datanya ke program lain?

7



2



1



90


8.Bagaimana program aplikasi membantu pemahaman Anda terhadap proses penilaian kinerja pengawas sekolah madya?

6



2



2



85


9.Bagaimana program lain bekerja ketika Anda mengoperasikan program aplikasi?

6



2



2



85


10.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih cepat?

7



2



1



90


11.Apakah Anda merasakan bekerja dengan program aplikasi bisa lebih akurat?

8



1



1



92,5




SS*= Summated Scale


Hasil uji coba perorangan menunjukkan bahwa semua komponen program sudah berfungsi dengan sangat baik, yaitu memperoleh skor di atas 75%. Dari instrumen terbuka tidak ada saran yang membutuhkan perbaikan signifikan.

  1. Diseminasi Program


Setelah program aplikasi berfungsi dengan baik sesuai tujuan pengembangan-nya, maka perlu didiseminasikan kepada semua pemangku kepentingan yang membutuhkan. Diseminasi dilakukan kepada para peserta ketika diklat berlangsung dan diunggah di web sehingga bisa diunduh semua orang yang membutuhkan. Adapun alamat webnya sebagai berikut:

http://www.ziddu.com/download/19276446/PROGAPLMIPKPENGAWASMADYA.xlsx.

  1. PENUTUP



  1. Simpulan


Dari hasil uji coba media diklat interaktif program aplikasi simulasi penilaian kinerja pengawas sekolah madya yang telah dikembangkan dalam penelitian pengembangan ini, disimpulkan hal-hal sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu fasilitator diklat dalam mendemonstrasikan penilaian kinerja pengawas sekolah madya.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat berfungsi sebagai media diklat yang dapat membantu peserta diklat mensimulasikan proses penilaian kinerja pengawas sekolah madya.


  3. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat digunakan end user untuk melaksanakan penilaian kinerja pengawas sekolah madya secara aktual di lapangan.


    1. Saran




Dari hasil penelitian pengembangan media diklat interaktif program aplikasi simulasi penilaian kinerja pengawas sekolah madya ini disarankan untuk penelitian lanjutan sebagai berikut:

  1. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat dikembangkan lagi menjadi program aplikasi online.

  2. Program aplikasi yang telah dirancang bangun dapat diintegrasikan di dalam SIM Pendidikan di tiap dinas pendidikan kabupaten/kota sehingga dapat tersusun data base kinerja pengawas sekolah di kabupaten/kota tersebut.


DAFTAR PUSTAKA


Borg, Walter H. Dan Meredith Damien Gal. 1983. Educational Research: An Itntroduction. New York: Longman Inc.


Chen, Irene.2011. Instructional Design Methodologies. Dalam Kristin Klinger. Instructional Design:Concepts, Methodologies, Tools, and Applications. Hershey, New York: Information Science Reference. .


DeMarco, John. 2008. Pro Excel 2007 VBA: Learn to build high-performance applications in Excel 2007 using VBA. Berkeley:Apress.


Direktorat Pembinaan SMA Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Panduan Analisis Butir Soal. (CD ROM: Materi Pelatihan Sosialisasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional).


Fahy, Patrick J. 2003. Planning for Multimedia Learning. Dalam Sanjaya Mishra dan Ramesh C. Sharma. Interactive Multimedia in Education and Training (hal. 1-24). London: Idea Group Publishing.


Green, John, dkk. 2007. Excel 2007 VBA: Programmer's Reference. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Gyurky, Szabolcs Michael de. 2006. Work Out Change: Systemic Innovation in Vocational Education and Training. OECD: Centre for Educational Research and Innovation.


Harvey, Greg. 2010. Excel 2010 All in One for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Hasted, Edward.2005. Software That Sells: A Practical Guide to Developing and Marketing Your Software Project.Indianapolis:Wiley Publishing Inc.


Hill, Peter.L. 2011. Practical Software Project Estimation: A Toolkit for Estimating Software Development Effort & Duration. New York: Mc. Graw Hill.


Jelen, Bill and Dwayne K. Dowell. 2007. Excel forAuditors. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2005. Learn Excel from Mr, Excel. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2008. 377 Excel Mysteries Solved. Uniontown: Holy Macro! Books.


Jelen, Bill. 2009. Excel Gurus Gone Wild. Uniontown: Holy Macro! Books.


Kothari,C.R. 2004. Research Methodology:Methods and Techniques. New Delhi: New Age International (P) Ltd., Publishers.


Michael Spector. 2008. Handbook of Research on Educational Communications and Technology (Third Edition). New York: Lawrence Erlbaum Associates.


Parhar, Madhu. 2003. Instructional Design for Multimedia. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 27-38). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 9 Tahun 2008 Tentang Pedoman Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Widyaiswara. (Online: http://www.ditbin-widyaiswara.or.id/pedoman.html. Direktorat Pembinaan Widyaiswara Lembaga Administrasi Negara. Diakses tanggal 02022012).


Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi Nomor 21 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah Dan Angka Kreditnya (Online: www.menpan.go.id/ diakses tanggal 28 Oktober 2012.


Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (CD ROM Materi Diklat KTSP SMA 2008 Direktorat Pembinaan SMA: KTSP SMA 2008).


Peraturan Pemerintah no.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah. (CD ROM Materi Diklat KTSP SMA 2008 Direktorat Pembinaan SMA: KTSP SMA 2008).


Reddi, Usha V.2003. Educational Media: A Handbook for Teacher-Developers. Dalam Reddi, Usha V dan Sanjaya Mishra (Eds) : Multimedia as An Educational Tool (hal. 3-13). New Delhi: Commonwealth Educational Media Centre for Asia.


Schunk, Dale H. 2012. Learning Theories, An Educational Perspective. Boston: Pearson Education Inc.


Suharsimi Arikunto.2010. Penelitian Tindakan untuk Guru, Kepala Sekolah & Pengawas. Yogyakarta:Aditya Media.


Taylor, Edward W. 2008. Transformative Learning Theory. Dalam Merriam, Sharan B (Eds). Third Update on Adult Learning Theory (hal. 5-13). San Francisco: Wiley Periodicals.


Universitas Negeri Malang. 2003. Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang.


Verschuuren, Gerard,M.2006. From VBA to PSTO: Is Excel's New Engine for You?. United States: Holy Macro! Books.


Walkenbach, John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Walkenbach, John. 2010. Excel 2010 Power Programming with VBA. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach, John. 2010. Microsoft Excel 2010 Formulas. Indianapolis: Wiley Publishing Inc..


Walkenbach,John. 2004. Excel VBA Programming for Dummies. Indianapolis: Wiley Publishing Inc.


Wang, Victor C.X. 2010. Effective Teaching with Technology in Adult Education. Dalam Wang, Victor C.X. Integrating Adult Learning and Technologies for Effective Educaton: Strategic Approach (hal. 48-61). Hershey New York: Information Science Reference.

1 komentar:

  1. Terima kasih atas segala informasi dan kepeduliannya dalam mengembangkan ilmu bagi pengembangan kecerdasan masyarakat Indonesia. Semoga tetap sehat dan panjang umur.

    BalasHapus